"Hal ini mungkin terjadi lebih cepat," katanya. "Ilmuwan iklim khawatir tentang perubahan iklim bukan karena hal-hal yang ada dalam model, tetapi karena pengetahuan bahwa model tersebut tidak cukup memadai."
Banyak model sistem Bumi terkini yang digunakan oleh para ilmuwan mencakup beberapa dampak pemanasan global terhadap alam, dengan memperhitungkan dampak seperti matinya Amazon atau melambatnya arus laut.
Namun, peristiwa yang telah menjadi sumber utama emisi dalam beberapa tahun terakhir belum dimasukkan, kata para ilmuwan.
Apa yang Terjadi jika Alam Berhenti Menyerap Karbon?
Sekecil apa pun melemahnya kemampuan alam untuk menyerap karbon, berarti dunia harus memangkas emisi gas rumah kaca yang jauh lebih dalam untuk mencapai nol bersih.
Pelemahan serapan lahan – yang sejauh ini bersifat regional – juga menyebabkan batalnya negara-negara dalam memajukan dekarbonisasi.
Hilangnya karbon tanah di Australia dalam jumlah besar akibat panas ekstrem dan kekeringan membuat target iklim Australia tak mampu tersentuh lagi jika emisi terus meningkat.
Begitu juga dengan Eropa, Prancis, Jerman, Republik Ceko, dan Swedia semuanya mengalami penurunan signifikan dalam jumlah karbon yang diserap oleh lahan. Hal itu disebabkan oleh wabah kumbang kulit kayu terkait iklim, kekeringan, dan peningkatan kematian pohon.
Finlandia, yang memiliki target netralitas karbon paling ambisius di negara maju, harus rela penampungan lahannya yang dulu sangat besar lenyap dalam beberapa tahun terakhir – artinya meskipun telah mengurangi emisi di semua industri sebesar 43%, total emisi negara tersebut tetap tidak berubah.
Sejauh ini, perubahan tersebut bersifat regional. Beberapa negara, seperti Tiongkok dan AS belum mengalami penurunan tersebut.
Baca Juga: Krill, Makhluk Mini yang Sanggup Simpan Karbon Sebanyak Lamun dan Mangrove
“Masalah tentang penyerapan karbon alami tidak pernah benar-benar dipikirkan dengan baik di bidang politik dan pemerintahan."
"Selama ini diasumsikan bahwa penyerapan karbon alami akan selalu ada di sekitar kita. Kenyataannya, kita tidak benar-benar memahaminya dan kita tidak berpikir bahwa penyerap dan penampung alami akan selalu ada di sekitar kita. Apa yang terjadi jika mereka tidak lagi bisa kita andalkan karena iklim yang berubah?” kata Watson.
Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah perkiraan telah dipublikasikan tentang bagaimana dunia dapat meningkatkan jumlah karbon yang diserap hutan dan ekosistem alaminya.
Namun, banyak peneliti mengatakan tantangan sebenarnya adalah melindungi tempat penyimpanan dan penampungan karbon yang sudah kita miliki dengan menghentikan penggundulan hutan, mengurangi emisi, dan memastikannya tetap sehat.