4 Karya Seni Terkenal yang Gambarkan Adegan Mitologi Yunani dari Iliad

By Ricky Jenihansen, Kamis, 7 November 2024 | 14:00 WIB
Sketsa untuk The Wrath of Achilles yang terinspirasi dari cerita mitologi Yunani dalam Iliad karya Homer. (Public Domain)

Nationalgeographic.co.id—Iliad karya Homer merupakan salah satu karya sastra Yunani kuno yang paling terkenal. Epik Homer tersebut menceritakan salah satu kisah legendaris tentang Perang Troya dalam mitologi Yunani.

Isinya menggugah dan penuh energi, tetapi juga sangat manusiawi. Ini bukan hanya kisah tentang perang dan konflik, namun juga tentang cinta dan kehilangan.

Dengan tema-tema yang begitu mendasar bagi pengalaman manusia universal, tidak heran jika epik Homer ini masih sering dirujuk hingga hari ini.

Faktanya, adegan-adegan dari epik Homer telah menginspirasi tangan-tangan berbakat banyak seniman terkenal, baik pemahat maupun pelukis.

Berikut ini adalah beberapa karya seni paling terkenal yang dengan indah menggambarkan adegan mitologi Yunani dari Iliad karya Homer.

The Euphronios Krater

Euphronios Krate yang dipamerkan di Museum Arkeologi Nasional Cerveteri. (Wikimedia Commons / CC-4)

The Euphronios Krater, seperti namanya, merupakan sebuah krater, yaitu jenis vas yang digunakan pada zaman kuno untuk mencampur anggur dengan air.

Krater ini merupakan karya Euphronios, seorang pelukis vas dan pembuat tembikar yang hidup di Athena pada abad ke-6 hingga ke-5 SM.

Ia adalah seniman penting dari zaman kuno yang bekerja dengan teknik lukisan figur merah pada vas-vasnya.

Pada The Euphronios Krater, sang seniman menggambarkan dua adegan dari mitologi Yunani.

Baca Juga: Empat Lukisan Eksotis Circe, Penyihir nan Kejam dalam Mitologi Yunani

Adegan di bagian depan berasal dari Perang Troya. Vas ini menggambarkan kematian Sarpedon, putra Zeus yang masih muda, yang bertarung dengan gagah berani di pihak Troya namun mengalami kematian yang tragis.

Dalam momen yang penuh kesedihan, dewa Hypnos (Tidur) dan Thanatos (Kematian) membawa tubuhnya yang tak bernyawa, sementara Hermes, pembawa pesan para dewa, mengamati prosesi tersebut.

Karya seni ini adalah contoh kuat bagaimana para seniman Yunani kuno, bahkan hampir dua abad setelah publikasi The Iliad, masih terinspirasi oleh karya Homer dalam seni mereka.

Ini adalah bukti pengaruh mendalam dari epik Homer. Saat ini, krater ini dapat ditemukan di National Archaeological Museum di Cerveteri, Italia.

Achilles dan Briseis

Briseis andAchilles, lukisan dinding Romawi dari abad ke-1 Masehi. Lukisan ini dipamerkan di Museum Arkeologi Nasional Naples. (Public Domain)

Achilles and Briseis adalah sebuah fresko yang sekali lagi menyoroti besarnya pengaruh karya Homer. Fresko ini ditemukan di Pompeii, di dalam Rumah Penyair Tragis, dan berasal dari abad pertama Masehi.

Fresko Romawi ini dilukis dengan warna-warna cerah dan berani, menggambarkan adegan penting di awal The Iliad, ketika tawanan Troya, Briseis, diambil dari Achilles oleh prajurit Agamemnon.

Briseis awalnya diberikan kepada Achilles sebagai hadiah perang. Namun, setelah Agamemnon, raja Mycenae dan komandan pasukan, terpaksa mengembalikan tawanan lain bernama Chryseis untuk menenangkan Apollo, ia menuntut Briseis sebagai gantinya.

Dalam lukisan ini, Achilles terlihat duduk di kursi, memegang tombak, dengan wajah menunjukkan kemarahan.

Di sampingnya, dengan punggung menghadap penonton, Patroclus tampak menyerahkan Briseis yang terbungkus kain kepada prajurit Agamemnon.

Baca Juga: Melacak Pulau Hunian Polyphemus sang Mata Satu dalam Mitologi Yunani

Karya seni ini menggambarkan momen penting dalam The Iliad, permulaan kemarahan Achilles, yang menjadi inti cerita epik tersebut.

Andromache Meratapi Hector Karya Jacques-Louis David

Andromache Berkabung atas Hector (1783) karya Jacques-Louis David. (Public Domain)

Jacques-Louis David adalah pelukis neoklasik Prancis yang dikenal karena menggambarkan adegan-adegan dari periode Yunani dan Romawi kuno.

Salah satu karyanya yang paling terkenal, terinspirasi oleh The Iliad dan karakternya, adalah Andromache Meratapi Hector, yang dilukis pada tahun 1783.

Sesuai namanya, lukisan ini menggambarkan Andromache, putri Troya, yang berduka atas kematian suaminya, Hector, yang dibunuh oleh Achilles.

Cahaya dalam lukisan ini difokuskan pada ekspresi kesedihan mendalam di wajah Andromache. Di sampingnya, putranya dengan Hector, Astyanax, berusaha menghiburnya, tetapi tatapan Andromache tetap tertuju ke atas, buta oleh rasa kehilangannya.

Nada warna yang redup dan suram pada lukisan David, dipadu dengan emosi kuat yang ditimbulkannya bagi penonton, menjadikannya salah satu penggambaran paling mengesankan dari adegan kematian Hector dalam The Iliad.

Kehidupan Achilles, karya Peter Paul Rubens

Lukisan Kematian Achilles (1630-1635) karya Paul Rubens. (Public Domain)

Kehidupan Achilles bukanlah satu karya seni tunggal, melainkan serangkaian permadani yang dibuat oleh Peter Paul Rubens, menampilkan delapan adegan penting dari perjalanan hidup Achilles.

Permadani ini memberikan gambaran menyeluruh tentang kehidupan pahlawan agung tersebut.

Rubens memulai dari masa kanak-kanak Achilles, melukis adegan saat ibunya, Thetis, mencelupkannya ke Sungai Styx untuk memberinya keabadian.

Seperti dalam Iliad, Thetis memegang Achilles dari tumit kanannya, yang kemudian menjadi titik kelemahannya dan penyebab kematiannya.

Seri permadani ini berlanjut dengan pendidikan Achilles oleh Chiron, sang centaur. Rubens juga menggambarkan beberapa adegan penting dari epik Homer, termasuk Briseis Dikembalikan kepada Achilles dan Kematian Hector.

Semuanya dilukis dengan gaya Renaissance-Barok khas Rubens, dengan warna-warna cerah dan emosi yang hidup.

Permadani terakhir dalam seri Rubens menggambarkan mungkin adegan paling emosional dalam The Iliad, yaitu kematian Achilles.

Dalam adegan penuh perasaan ini, Achilles menyerah pada ajalnya, sementara suasana di sekelilingnya dapat digambarkan sebagai suasana penuh kesedihan.

Karya penghormatan ini, baik dari Rubens maupun dari para seniman lain di seluruh dunia, memperkuat status Iliad sebagai karya yang melampaui batas-batas ruang dan waktu.