Mengapa Danau Maracaibo Dijuluki sebagai Ibu Kota Petir Dunia?

By Utomo Priyambodo, Jumat, 8 November 2024 | 06:00 WIB
Fenomena banyaknya petir di Danau Maracaibo dikenal juga sebagai 'mercusuar' Catatumbo yang membantu nelayan menavigasi perahu di tengah kegelapan. (Fernando Flores/Wikimedia Commons)

Nationalgeographic.co.id—Danau Maracaibo di Venezuela dijuluki sebagai ibu kota petir dunia. Muara Sungai Catatumbo di Amerika Selatan ini banyak menerima kilatan listrik dari langit.

Pemegang Rekor Dunia Guinness sebagai tempat dengan konsentrasi petir tertinggi ini menerima rata-rata 233 kilatan per kilometer persegi setiap tahun, menurut NASA. Dengan luas area 13.210 kilometer persegi, danau ini menerima ribuan petir per malamnya.

Sebagai bentuk keingintahuan ilmiah dan wisata, fenomena banyaknya petir ini dikenal juga sebagai "mercusuar" Catatumbo. Mercusar alami dari langit ini selama berabad-abad telah membantu masyarakat sekitar yang tinggal di rumah-rumah panggung sekitar Danau Maracaibo atau sekitar Sungai Catatumbo dalam menavigasi perahu mereka di tengah kegelapan.

Tidak ada guntur, hanya kilat. Pertunjukan hening ini dapat dinikmati sekitar 300 malam per tahun, dengan puncaknya pada bulan September.

Pada malam yang cerah, kilatan tersebut melukis pola yang mencolok di seluruh Bima Sakti di langit yang penuh dengan bintang sehingga orang tidak memerlukan teleskop untuk mengamati konstelasi.

Beberapa kilatan begitu cepat sehingga luput dari pandangan mata manusia. Beberapa bergerak zig-zag dengan lebih santai di langit, atau bertabrakan dengan petir lainnya.

Danau Maracaibo dijuluki sebagai ibu kota petir dunia karena banyaknya petir di sana. Seberapa banyak? (Fernando Flores/Flickr)

Sebagai anugerah bagi para pengamat bintang tetapi kenyataan pahit bagi penduduk setempat, pertunjukan yang hampir terjadi setiap malam itu menjadi lebih spektakuler karena hampir tidak ada polusi cahaya sama sekali.

Tidak ada jaringan listrik di sini, dan beberapa generator yang masih berfungsi tidak berfungsi karena kekurangan bahan bakar yang disebabkan oleh krisis ekonomi Venezuela.

Jarang sekali ada cahaya redup dari generator rumah kecil, atau sorotan dari senter nelayan.

Saat pandemi virus corona global dan masalah ekonomi Venezuela melanda, para wisatawan asing yang biasa datang ke wilayah tersebut telah memilih menjauh.

Baca Juga: Jika Petir Menyambar Danau, Apakah Ikan di Dalamnya Akan Mati?

Tidak menyadari minat ilmiah terhadap fenomena tersebut, Marianela Romera—seorang nelayan berusia 40 tahun yang wajahnya yang lelah sehingga membuatnya tampak jauh lebih tua—mengatakan bahwa petir di wilayah tersebut "menunjukkan kepada kita ke mana harus pergi," seperti dilansir AFP.

NASA mengatakan Danau Maracaibo memiliki geografi dan iklim unik yang ideal untuk perkembangan badai petir.

Terletak di sepanjang pegunungan Andes, badai terbentuk di malam hari saat angin pegunungan yang sejuk berbenturan dengan udara hangat dan lembap di atas danau.

Marianela Romela memanfaatkan penerangan dari petir itu untuk menavigasi perahunya demi mencari ikan di sungai dan danau. Ikan-ikan itu bisa menjadi santapan yang dijual ke para wisatawan saat mereka berkunjung kembali.