Bagaimana Polusi Cahaya Menyebabkan Masalah Kesehatan bagi Manusia?

By Sysilia Tanhati, Minggu, 17 November 2024 | 10:05 WIB
Seiring malam semakin terang, daftar masalah kesehatan yang terkait dengan pencahayaan buatan pun bertambah panjang. Mulai dari insomnia hingga kanker. (Joshua Eghelshi/Pexels)

Nationalgeographic.co.id—Dulu, manusia menghabiskan malam dalam kegelapan. Setelahnya, manusia beraktivitas di bawah cahaya bulan atau cahaya api unggun. Kemudian, lampu minyak tanah pun digunakan.

Saat ini, sekitar 80 persen populasi dunia menggunakan tingkat cahaya yang tinggi di malam hari. Mulai dari bohlam luar ruangan yang terang hingga lampu dan layar peranti elektronik di rumah. Para ilmuwan semakin menyadari bahwa polusi cahaya yang berlebihan ini dapat menimbulkan konsekuensi kesehatan yang serius. Seperti dari kurang tidur hingga kanker payudara, strok, dan penyakit lainnya.

Ruang lingkup masalah secara menyeluruh dan siapa yang paling rentan belum jelas. Cahaya buatan di malam hari mengganggu proses biologis pada satwa liar. Dan cahaya juga mengganggu sistem sirkadian pada manusia.

“Sebagian besar evolusi manusia adalah hari yang cerah, malam yang redup, dan malam yang gelap. Dan kita benar-benar telah mengubah perbedaannya. Beberapa orang akan baik-baik saja dengan itu, tetapi yang lain tidak,” kata George Brainard, direktur Program Penelitian Cahaya di Universitas Thomas Jefferson di Philadelphia.

Pencahayaan luar ruangan telah meningkat secara dramatis selama beberapa dekade. Area yang terang benderang telah menjadi lebih terang dengan laju lebih dari 2 persen per tahun. Lalu apa dampaknya bagi kesehatan manusia?

Bagaimana polusi cahaya memengaruhi tubuh

Beberapa mekanisme dapat menjelaskan dampak cahaya buatan terhadap kesehatan. Pada malam hari, cahaya dapat memicu insomnia, yang merupakan risiko bagi banyak penyakit. Cahaya juga mengurangi produksi melatonin dalam tubuh. Melatonin adalah hormon tidur yang disekresikan oleh kelenjar pineal dalam kondisi gelap yang memiliki sifat antiradang dan penghambat tumor. Cahaya juga mengganggu siklus harian komunitas mikroba yang hidup di usus.

Mata merasakan cahaya melalui sel batang dan kerucut di retina, dan neuron khusus yang disebut sel ganglion retina. Sel-sel saraf ini menyinkronkan ritme sirkadian, berkontribusi pada pelepasan melatonin, dan berkomunikasi dengan neurotransmitter di seluruh otak.

LED adalah masalah utama

Pencahayaan luar ruangan menyusup ke dalam rumah. “Ada lampu jalan, lampu keamanan gedung, papan reklame yang menyala, dan papan nama toko,” tulis Meryl Davids Landau di laman National Geographic.

Sumber utama paparan malam hari lainnya adalah pencahayaan dalam ruangan. Terutama layar terang yang dimiliki kebanyakan orang di rumah dari komputer, tablet, ponsel, televisi, dan perangkat lainnya.

Baca Juga: Polusi Cahaya Pengaruhi Kehidupan Nyamuk: Ancaman Bagi Manusia?