Selisik Lukisan Dinding Prasejarah di Taman Nasional Chiribiquete

By Sysilia Tanhati, Minggu, 17 November 2024 | 16:05 WIB
Di Taman Nasional Serrania del Chiribiquete terdapat lebih dari 75.000 piktograf atau lukisan dinding. Piktograf tersebut menggambarkan representasi visual paling awal dari komunitas pra-Columbus di benua itu. (Parque Nacional Natural Serranía de Chiribiquete)

Nationalgeographic.co.id—Di dataran tinggi Chiribiquete, salah satu situs arkeologi paling menakjubkan sempat tersembunyi selama beberapa dekade. Sejak ditemukan, lebih dari 75.000 piktograf telah diidentifikasi di sepanjang 60 tempat perlindungan batu di dasar tepui (table mountain).

Gambar-gambar tersebut mewakili apa yang diyakini sebagai representasi bergambar paling kuno dalam sejarah benua tersebut. Piktograf (lukisan dinding) itu sesuai dengan kedatangan pertama manusia di wilayah tersebut, yang berasal dari akhir Pleistosen, 20.000 SM.

Ruang prasejarah nan sakral

Pegunungan Serrana del Chiribiquete merupakan bagian dari Perisai Guiana (Guiana Shield). Perisai Guiana adalah formasi geologi berusia 1,7 miliar tahun yang menjadi rumah bagi hutan hujan Amazon. Serrania membatasi Perisai Guiana, dengan Andes di sebelah barat dan dataran Venezuela-Kolombia di Orinoquía di timur laut.

Di Serrenia terdapat aspek budaya yang paling mengesankan. Situs tersebut terus dihuni dan dipuja oleh lima komunitas adat yang mengisolasi diri dan dilindungi oleh taman nasional.

Mereka menganggap Serrania del Chiribiquete sebagai area yang sangat penting secara mistis. Komunitas di sana menyebutnya sebagai “Rumah Besar Hewan”.

Situs serupa, seperti Gua Altamira dan Lascaux di Prancis, sering kali dikenal sebagai situs piktograf arkeologi terkaya. Namun, sejumlah besar elemen yang teridentifikasi di dinding Chiribiquete merupakan bukti warisan prasejarah benua tersebut.

Siapa yang pembuat piktograf di Serrania del Chiribiquete?

Sulit untuk menentukan siapa yang pertama kali membuat piktograf ini. Dipercayai bahwa suku-suku paling awal yang memiliki hubungan budaya dan mitologi dengan wilayah tersebut adalah para pemburu-pengumpul. Mereka mendiami Serrania del Chiribiquete 24.000 tahun yang lalu.

Arkeolog dan filsuf Kolombia Fernando Urbina mengemukakan bahwa Suku Caribe juga hadir di wilayah tersebut selama ekspansinya dari Guyana. Ekspansi tersebut berlangsung antara tahun 1.000 dan 1.500 M. Suku ini merupakan sebuah keluarga makro etnis yang mencakup beberapa komunitas asli wilayah neotropis pra-Columbus.

Ekspansi Suku Caribe berhenti ketika penjajah Spanyol menyerbu Amerika pada abad ke-16. “Penjajah Spanyol mencari kota emas legendaris El Dorado di wilayah tersebut,” tulis Juan Sebastian Gomez-Garcia di laman The Collector.

Baca Juga: Selisik Piza Kuno pada Lukisan Dinding Pompeii Berumur 2.000 Tahun

Konflik ini juga digambarkan di dinding, mencatat bab lain dari sejarah komunitas lokal. Representasi perang melawan Spanyol juga ditemukan di dinding. Termasuk penggambaran kuda dan anjing perang, yang bukan merupakan hewan asli daerah tersebut.

Ahli botani Jerman Carl Friedrich von Martius adalah orang pertama yang mengenali implikasi historis dan etnologis seni cadas itu. Ia pun menyadari hubungannya dengan komunitas adat setempat yang terkait dengan Caribe.

Ahli etnobotani AS Richard Evans Schultes menggambarkan komunitas ini sebagai hombres-jaguar (manusia jaguar). Hombres jaguar masih bertahan hidup bersama komunitas etnis lain di kawasan lindung kecil di Kolombia.

Namun, piktograf tersebut secara resmi ditemukan pada tahun 1987 oleh arkeolog Kolombia Carlos Castano. Saat itu Castano menjabat sebagai direktur Otoritas Taman Nasional Kolombia.

Saat itu ia terbang dari San Jose del Guaviare ke Araracuara untuk menuju ke Taman Nasional Amazon. Castano dan timnya berencana untuk mengidentifikasi zona penggundulan hutan.

Di tengah penerbangan, badai melanda, sehingga tim tersebut untuk mengubah arah. Terpesona dengan topografi setempat yang disaksikannya, ia terbang di atas tepui yang megah. Dua hari kemudian, Castano kembali dan menemukan tembok tinggi yang dicat dengan berbagai piktograf.

Meskipun ditemukan oleh orang luar, konflik bersenjata internal yang terjadi di wilayah itu menghambat penelitian ilmiah lebih lanjut. Kehadiran gerilyawan dan kelompok bersenjata di zona tersebut berfungsi sebagai penghalang de facto terhadap pariwisata dan kolonisasi eksploitatif. Pada akhirnya, mereka membantu melestarikan lokasi arkeologi tersebut.

Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia—Tentara Rakyat dan pemerintah Kolombia menandatangani perjanjian damai pada 2016. Setelah itu, Serrania menjadi lebih populer. Situs tersebut pun menarik perhatian para ahli biologi, arkeolog, dan sejarawan di seluruh dunia.

Castano menegaskan bahwa piktograf yang telah diteliti sejauh ini hanya mewakili 5% hingga 8% dari jumlah total. Ia menganjurkan untuk melestarikan batu-batuan tersebut dari potensi kerusakan yang disebabkan oleh pariwisata di wilayah tersebut.

Serrania del Chiribiquete sebagai situs warisan dunia

Serrania del Chiribiquete adalah taman nasional terbesar di Kolombia. “Kolombia adalah salah satu negara dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia,” tambah Garcia.

Taman nasional itu seluas Denmark. Keanekaragaman hayatinya merupakan hasil dari isolasi alam dan geografis yang berlangsung lama, yang menghasilkan 20 ekosistem yang dapat diidentifikasi.

Serrania del Chiribiquete adalah taman nasional terbesar di Kolombia. (Ministerio de Ambiente de Colombia/CC BY-SA 4.0)

Zona ini diakui sebagai situs warisan budaya dan alam campuran dan dinyatakan sebagai taman nasional pada tahun 1989. Penetapan tersebut memberinya hak khusus untuk melindungi keanekaragaman hayati dan budaya.

Pada tahun 2018, Serrania del Chiribiquete tercantum dalam daftar situs Warisan Dunia UNESCO sebagai Taman Nasional Chiribiquete—Maloca Jaguar. Maloca merujuk pada rumah-rumah tradisional tempat tinggal masyarakat adat Amazon.

Desain rumah tersebut mewakili arsitektur kosmos. Sebagai situs perumahan, maloca juga berfungsi sebagai ruang tempat budaya dan identitas direproduksi. Di dalam komunitas ini, jaguar dianggap memiliki kekuatan sakral dan mistis.

Situs ini juga diberi nama “Cerro donde se dibuja” atau “bukit gambar”. Situs warisan budaya ini merupakan salah satu perwakilan budaya dan arkeologi Amazon yang paling menonjol di dunia.

Mitologi piktograf di Serrania del Chiribiquete

Di tepui yang disebut Cerro Azul, dinding putih pucat dengan ratusan piktograf menjulang. Representasi ini dianggap sebagai ekspresi piktograf pertama dari Kolombia prasejarah dan benua tersebut. Dinding tersebut memiliki tinggi 20 meter dan panjang 100 meter.

Piktograf atau lukisan dinding menunjukkan gambar antropomorfik, zoomorfik, phytomorphic, dan geometris. Termasuk perburuan, tarian koreografi yang rumit, dan upacara dengan penekanan khusus pada sosok jaguar.

Piktograf di Serrania del Chiribiquete. (Carlos Castaño Uribe/CC BY-SA 3.0)

Imajinasi ini mencerminkan sistem kepercayaan konkret yang mengatur hubungan antara kosmos, alam, dan manusia. Piktograf tersebut bervariasi di antara representasi simbolis, figuratif, dan naturalis.

Hal ini menunjukkan refleksi yang ketat tentang hubungan antara manusia dan hewan. Serta akses dan pertukaran kekuatan dan energi melalui ritual perdukunan. Dan juga hubungan pemburu-pejuang-jaguar.

Representasi ini menunjukkan cara berpikir animisme, yang menghubungkan kesadaran dengan objek dan unsur-unsur alam. Representasi ini juga menunjukkan hubungan mistis antara manusia jaguar, dukun jaguar, dan dewa matahari-jaguar. Hubungan tersebut masih hidup di antara banyak komunitas di hutan hujan Amazon.

Sejarah lisan mencatat situs ini sebagai “Rumah Besar Hewan”. Para ilmuwan menganggap tempat ini sebagai tonggak sejarah bagi perluasan geografis dan perkembangan historis pemikiran perdukunan Amerika Latin.

Tidak adanya perkakas keramik di zona tersebut menunjukkan bahwa situs tersebut tidak digunakan oleh rumah tangga. Sebaliknya, diyakini bahwa situs tersebut memiliki tujuan sakral yang lebih terbatas untuk kegiatan perdukunan.

Gambar-gambar tersebut juga mengungkapkan bahwa masyarakat disibukkan dengan upaya melestarikan kekuatan spiritual hubungan antara manusia dan alam. Upaya tersebut dilakukan dengan menggambarkan tokoh-tokoh dan adegan-adegan yang berhubungan dengan perdukunan di mana tanaman psikotropika digunakan.

Pentingnya sejarah, budaya, dan alam Serrania del Chiribiquete

“Maloca Jaguar” kini muncul sebagai salah satu situs warisan budaya terpenting di benua Amerika. Situs ini menyatukan benang-benang sejarah, budaya, dan alam yang, meskipun berasal dari akhir Pleistosen. Serrania del Chiribiquete bertahan hampir 20.000 tahun hingga saat ini.

Tempat suci inidan makna simbolis dari piktograf di dindingnya sangat dihargai oleh para arkeolog dan masyarakat adat. Situs ini bertahan dari kerusakan alam, perang, dan bahkan konflik bersenjata sosial politik. Daya tahan itu menunjukkan bahwa situs ini merupakan permata warisan budaya dan alam Kolombia bagi dunia.

Piktogram menggambarkan bagaimana sistem kepercayaan dan tokoh-tokoh mitos masyarakat pra-Columbus saling terkait. Sistem kepercayaan itu bertahan hingga saat ini, khususnya dalam bentuk jaguar dan dukun.

Representasi gambar juga menunjukkan bagaimana masyarakat adat pra-Columbus dan kontemporer merenungkan hubungan ekologis antara manusia dan alam. “Sesuatu yang dapat dipelajari oleh masyarakat pascaindustri di tengah tantangan ekologis abad ke-21,” ungkap Garcia.