Pijar Mata Siswa yang Menyala: Dampak Energi Listrik bagi Pendidikan di Desa Wewo
Selain berdampak pada perekonomian warga, keberadaan listrik juga memberi efek baik bagi sektor pendidikan di Wewo. Kepala Sekolah di SDK Wewo, Katarina Mulia, mengatakan ada banyak perubahan baik dalam proses belajar-mengajar di sekolah dasar yang ia pimpin berkat masuknya aliran listrik stabil dari energi panas bumi.
“Kalau dulu kami tidak bisa menggunakan komputer, tapi setelah adanya PLTP Ulumbu, jadi terbantu, sehingga penggunaan alat-alat elektronik di sekolah ini bisa terjangkau.”
Kini para guru di sana sudah bisa dan terbiasa mengajar di kelas dengan menggunakan laptop, proyektor, pelantang suara, dan layar LCD. “Dengan adanya proyektor itu terbantu sekali, anak-anak bisa melihat gambar,” kata Katarina. “Kemudian bisa melakukan gerak-gerakan melalui proyektor, kemudian menyanyi juga menggunakan proyektor.”
Katarina menceritakan betapa gembiranya murid-murid sekolah dasar di sana saat melihat gambar warna-warni berisi materi pelajar yang dipancarkan proyektor. Mereka juga bisa menonton video pembelajaran interaktif.
Semua mata murid-murid tersebut menyala-nyala melihat hal baru bagi mereka. “Mereka sangat antusias untuk mengikuti pembelajaran,” ujar Katarina.
“Begitu juga di ruangan ini, di ruangan administrasi,” imbuhnya. “Kalau dulu kami sebelum ada listrik itu menggunakan manual, tetapi dengan adanya listrik itu sangat terbantu sehingga kami menggunakan computer, kami bisa print itu semua dokumen. Dengan adanya listrik di desa kami ini kami sangat terbantu.”
Dahulu, murid-murid SDK Wewo harus pergi sekolah lain untuk mengikuti Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) karena keterbatasan laptop dan sinyal internet di sana yang semuanya berkait juga dengan listrik.
“Sekarang kami ANBK, kami sudah tidak ke tempat lain karena sekarang ada listrik di sini sehingga ANBK-nya di sekolah ini saja, tidak keluar.”
Listrik telah mengubah kehidupan warga Desa Wewo. Baik bagi orang-orang dewasa yang bekerja, maupun anak-anak yang bersekolah.