Cerita tersebut mirip dengan siklus tahunan alam yang beku di musim dingin dan kembali hidup serta mekar di musim semi.
Orpheus pergi ke Dunia Bawah untuk membawa kembali jiwa istri tercintanya, Eurydice, yang baru saja meninggal.
Dia menghadapi serangkaian tantangan dan akhirnya bertemu Raja dan Ratu Dunia Bawah, Hades dan Persephone.
Dengan musiknya yang memikat, Orpheus berhasil meyakinkan mereka untuk mengizinkan Eurydice kembali ke dunia orang hidup, tetapi ada satu syarat: Orpheus tidak boleh menoleh ke belakang sampai dia keluar dari Dunia Bawah.
Orpheus hampir berhasil, tetapi pada akhirnya, dia menoleh dan kehilangan Eurydice selamanya.
Orpheus melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan manusia sebelumnya. Dia turun ke Dunia Bawah untuk membawa kembali Eurydice.
Lagu-lagu pilu yang dia mainkan selama perjalanan gelapnya membuat para dewa menangis. Cerberus, anjing penjaga gerbang Dunia Bawah, membiarkannya lewat, dan bahkan Charon, tukang perahu dingin, memberinya tumpangan gratis karena terharu oleh musiknya.
Saat Orpheus mencapai dunia bayangan yang dijaga Hades, dia memohon kepada Hades sang dewa kematian agar mengizinkan istrinya kembali untuk beberapa tahun lagi.
Setelah itu, Hades akan memiliki keduanya. Dedikasi yang diperlihatkan Orpheus mengingatkan Hades pada cintanya sendiri kepada istrinya, Persephone.
Hades setuju, tetapi dengan syarat bahwa Orpheus tidak boleh menoleh ke belakang sampai mereka benar-benar keluar dari Dunia Bawah. Jika tidak, Eurydice akan tetap berada di alam kematian selamanya.
Saat mereka naik menuju dunia orang hidup, Eurydice berjalan di belakang Orpheus. Karena sangat merindukannya, Orpheus menoleh ke belakang untuk melihatnya.
Namun, ini adalah tindakan manusiawi yang tidak bisa dia tahan. Eurydice pun hilang untuk selamanya.
Orpheus, yang patah hati karena melanggar janjinya kepada Hades, kembali ke dunia orang hidup. Akhirnya, dia dibunuh oleh para Maenad karena menentang praktik-praktik Dionysus.