Orfisme, Kepercayaan Yunani Kuno yang Didasarkan pada Mitos Orpehus

By Ricky Jenihansen, Sabtu, 30 November 2024 | 10:00 WIB
Orpheus memainkan kecapi di depan penonton yang terdiri dari kelinci. Lukisan oleh George de Forest Brush (1855-1941). Kepercayaan Orfisme Yunani Kuno didasarkan pada mitos Orpehus (Public Domain)

Nationalgeographic.co.idKepercayaan Orfisme adalah salah satu misteri pada zaman Yunani kuno yang didasarkan pada mitos Orpheus. Misteri dianggap sangat menarik karena membahas tentang jiwa dan kehidupan setelah kematian.

Kepercayaan Orfisme berasal dari penyair dan musisi mitologi Orpheus, seorang pahlawan tragis dan juga musisi dan penulis lirik terhebat dalam mitologi Yunani. Musiknya memikat binatang buas, pohon, batu, dan bahkan dewa.

Kultus misterius Orfisme adalah sekte rahasia yang mengikuti praktik dan tulisan Orpheus.

Seperti semua kultus rahasia di Yunani kuno, hanya mereka yang diinisiasi ke dalam kultus yang mengetahui kebenaran penuh dari praktik dan kepercayaan kelompok tersebut. Pengikut kultus percaya pada reinkarnasi dan dosa warisan.

Orfisme dijaga oleh kaum elite terpelajar. Mereka yang mengikuti Orfisme disebut Orphics, dan mereka mengadakan festival misteri tahunan di dataran Eleusinian di sebelah barat Athena.

Mereka memuja Demeter dan Persefone, bersama dengan pasangan misterius mereka, Dionysus, yang memainkan peran kunci dalam kepercayaan ini.

Menurut legenda, Orpheus adalah murid Dionysus tetapi menentang praktik dewa yang suka bersenang-senang dan pesta pora mabuk-mabukan atas nama Apollo, dewa akal sehat.

Legenda kuno mengatakan bahwa tindakan pembangkangan ini mengakibatkan hukuman dan pembunuhannya di tangan para maenad, para pengikut perempuan Dionysus.

Apa yang Diyakini oleh Kaum Orphics?

Kepercayaan dan praktik keagamaan kaum Orphics berpusat pada figur mitologis Orpheus dan berakar pada mitologi Yunani kuno.

Namun, praktik keagamaan mereka berbeda dari kebanyakan orang Yunani, dan Kepercayaan Orfisme menawarkan wawasan unik tentang sifat jiwa, kehidupan setelah kematian, serta hubungan manusia dengan yang ilahi.

Berbeda dengan ritual publik politeisme Yunani, Kepercayaan Orfisme bersifat esoteris, ditujukan bagi para inisiat yang mencari pemahaman lebih mendalam tentang keberadaan mereka sendiri dan kosmos.

Inisiat adalah sebutan bagi seseorang yang telah melalui proses inisiasi. Kepercayaan mereka memengaruhi pemikiran filosofis kemudian mengenai jiwa dan kehidupan setelah kematian.

Kultus Orfisme mengajarkan asketisme, menentang pengorbanan, dan mengajarkan reinkarnasi jiwa serta kemampuan manusia untuk mengalami yang ilahi.

Namun, seseorang harus diinisiasi ke dalam kultus ini untuk belajar melepaskan diri dan bangkit dalam keadaan kebahagiaan abadi. Tanpa inisiasi, seseorang tidak dapat mengalami kebahagiaan di kehidupan setelah mati.

Para calon anggota Orfisme harus diterima ke dalam Kepercayaan Orfisme, yang bersifat esoteris dan hanya diungkapkan kepada mereka yang berhasil diinisiasi.

Setelah itu, para inisiat diwajibkan untuk menyimpan dan melindungi pengetahuan yang diajarkan kepada mereka.

Kultus Orfisme mengajarkan asketisme, menentang pengorbanan, serta mengajarkan reinkarnasi jiwa dan kemampuan manusia untuk mengalami yang ilahi.

Para penganut Orfisme percaya pada konsep “adikia” (ketidakadilan) atau penghindaran dari melukai atau memperlakukan jiwa makhluk hidup dengan tidak adil.

Mereka menganggap pembunuhan dan segala bentuk kekerasan terhadap makhluk lain sebagai dosa besar.

Keyakinan ini berlaku untuk semua makhluk yang memiliki jiwa, dan kaum Orfisme sangat ketat dengan gaya hidup vegetarian. Tujuannya agar mereka dapat menghindari kontaminasi lebih lanjut terhadap jiwa mereka. Ada juga catatan kuno yang menyebutkan bahwa mereka mengambil sumpah untuk hidup selibat.

Lukisan Orpheus di Dunia Bawah oleh Jan Brueghel the Elder (1568-1625). (Public Domain)

Orpheus, Eurydice, dan kelahiran kembali

Mitos terbesar tentang Orpheus menjadi dasar keyakinan dan kepercayaan Orfisme. Kisah Orpheus dan Eurydice adalah cerita romantis, tetapi yang lebih penting, ini adalah cerita tentang kematian dan kelahiran kembali.

Cerita tersebut mirip dengan siklus tahunan alam yang beku di musim dingin dan kembali hidup serta mekar di musim semi.

Orpheus pergi ke Dunia Bawah untuk membawa kembali jiwa istri tercintanya, Eurydice, yang baru saja meninggal.

Dia menghadapi serangkaian tantangan dan akhirnya bertemu Raja dan Ratu Dunia Bawah, Hades dan Persephone.

Dengan musiknya yang memikat, Orpheus berhasil meyakinkan mereka untuk mengizinkan Eurydice kembali ke dunia orang hidup, tetapi ada satu syarat: Orpheus tidak boleh menoleh ke belakang sampai dia keluar dari Dunia Bawah.

Orpheus hampir berhasil, tetapi pada akhirnya, dia menoleh dan kehilangan Eurydice selamanya.

Orpheus melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan manusia sebelumnya. Dia turun ke Dunia Bawah untuk membawa kembali Eurydice.

Lagu-lagu pilu yang dia mainkan selama perjalanan gelapnya membuat para dewa menangis. Cerberus, anjing penjaga gerbang Dunia Bawah, membiarkannya lewat, dan bahkan Charon, tukang perahu dingin, memberinya tumpangan gratis karena terharu oleh musiknya.

Saat Orpheus mencapai dunia bayangan yang dijaga Hades, dia memohon kepada Hades sang dewa kematian agar mengizinkan istrinya kembali untuk beberapa tahun lagi.

Setelah itu, Hades akan memiliki keduanya. Dedikasi yang diperlihatkan Orpheus mengingatkan Hades pada cintanya sendiri kepada istrinya, Persephone.

Hades setuju, tetapi dengan syarat bahwa Orpheus tidak boleh menoleh ke belakang sampai mereka benar-benar keluar dari Dunia Bawah. Jika tidak, Eurydice akan tetap berada di alam kematian selamanya.

Saat mereka naik menuju dunia orang hidup, Eurydice berjalan di belakang Orpheus. Karena sangat merindukannya, Orpheus menoleh ke belakang untuk melihatnya.

Namun, ini adalah tindakan manusiawi yang tidak bisa dia tahan. Eurydice pun hilang untuk selamanya.

Orpheus, yang patah hati karena melanggar janjinya kepada Hades, kembali ke dunia orang hidup. Akhirnya, dia dibunuh oleh para Maenad karena menentang praktik-praktik Dionysus.