Hidrogen hijau, yang diproduksi melalui elektrolisis air menggunakan energi terbarukan, dianggap sebagai solusi energi bersih yang menjanjikan. Di sisi lain, hidrogen biru, yang dihasilkan dari bahan bakar fosil dengan teknologi penangkapan karbon, seringkali dikritik karena masih bergantung pada sumber energi fosil.
Data terbaru menunjukkan dominasi hidrogen biru dalam produksi global. Pada tahun 2020, sekitar 18% hidrogen dunia dihasilkan dari bahan bakar fosil.
Bahkan, sebuah laporan oleh Westwood Global Energy Group memprediksi bahwa Inggris, yang merupakan salah satu negara yang aktif mengembangkan industri hidrogen, akan menghasilkan sebagian besar hidrogennya dari sumber biru pada tahun 2030.
Meskipun demikian, Pemerintah Skotlandia telah menyatakan komitmennya untuk mengembangkan industri hidrogen hijau. Rencana ekspor mereka menunjukkan bahwa sebagian besar kapasitas produksi hidrogen baru di Skotlandia akan berbasis pada energi terbarukan.
Pemerintah memperkirakan bahwa Skotlandia berpotensi menghasilkan hingga 3,3 juta ton hidrogen hijau per tahun pada tahun 2045, sebuah jumlah yang cukup untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan energi domestik.
Untuk mendukung ambisi ini, Pemerintah Skotlandia telah mengalokasikan dana sebesar £5,8 miliar (setara Rp117 triliun) dari Dana Kekayaan Nasional untuk investasi dalam berbagai proyek energi bersih, termasuk produksi hidrogen hijau, penangkapan karbon, dan pengembangan infrastruktur energi terbaruw lainnya.
Lonjakan proyek hidrogen
Data terbaru menunjukkan bahwa jumlah proyek produksi hidrogen di berbagai tahap pengembangan telah melampaui angka 90, dan sebagian besar dari proyek-proyek ini berfokus pada produksi hidrogen terbarukan yang lebih ramah lingkungan.
Pertumbuhan yang signifikan ini semakin diperkuat oleh laporan Scottish Enterprise, yang mencatat lonjakan drastis sebesar dua pertiga dalam proyek hidrogen hijau baru hanya dalam kurun waktu dua tahun.
Momentum positif ini semakin dipertegas dengan pengumuman Pemerintah Inggris pada Desember 2023 mengenai hasil Putaran Alokasi Hidrogen pertama (HAR1). Melalui skema pendanaan yang menarik, senilai £2 miliar (sekitar Rp40 triliun), proyek-proyek hidrogen di Inggris, termasuk Skotlandia, akan menerima dukungan pendapatan selama 15 tahun.
Skotlandia sendiri menjadi rumah bagi beberapa proyek hidrogen paling ambisius di Eropa. Dua di antaranya yang paling menonjol adalah Proyek Hidrogen Hijau Scottish Power Whitelee dan Proyek Hidrogen Cromarty.
Proyek Whitelee, yang berlokasi di dekat Glasgow, memanfaatkan energi angin dari Whitelee Windfarm untuk menghasilkan hidrogen hijau. Sementara itu, Proyek Cromarty, yang berpusat di sekitar penyulingan lokal di Highlands, menawarkan pendekatan yang terintegrasi untuk memanfaatkan sumber daya lokal.
Selain itu, perusahaan energi raksasa RWE juga mengumumkan rencana ambisius untuk membangun pabrik hidrogen hijau skala besar di Grangemouth. Proyek-proyek ini tidak hanya menunjukkan komitmen Skotlandia terhadap energi bersih, tetapi juga membuka peluang investasi yang signifikan dan menciptakan lapangan kerja baru.
Selain hidrogen hijau, Skotlandia juga aktif mengembangkan proyek hidrogen biru. Proyek Acorn, yang berlokasi di terminal gas St Fergus, merupakan salah satu proyek utama dalam kategori ini. Proyek Acorn berfokus pada produksi hidrogen dengan menangkap dan menyimpan karbon dioksida yang dihasilkan dalam proses produksi.
Namun, perkembangan di sektor hidrogen tidak berhenti pada proyek-proyek skala besar. Scottish Enterprise telah meluncurkan jaringan inovasi hidrogen, SHINe, yang bertujuan untuk mempercepat pengembangan teknologi hidrogen dan mendorong kolaborasi antara akademisi, industri, dan pemerintah.
Selain itu, rencana untuk membentuk "lembah hidrogen" di timur laut Skotlandia dan 14 hub regional untuk inovasi hidrogen semakin memperkuat posisi Skotlandia sebagai pusat pengembangan hidrogen di Eropa.
Dengan dukungan pemerintah, investasi yang kuat, dan inovasi yang terus berkembang, masa depan hidrogen di Skotlandia tampak sangat cerah. Proyek-proyek hidrogen tidak hanya akan berkontribusi pada dekarbonisasi sektor energi, tetapi juga akan menciptakan ekonomi yang lebih berkelanjutan dan menciptakan lapangan kerja baru.
Kunjungan Gillian Martin ke Hydrasun, sebuah perusahaan Skotlandia yang telah menjadi pemimpin global dalam teknologi hidrogen, semakin menegaskan potensi besar sektor ini.