Nationalgeographic.co.id—Sebuah langkah strategis yang diklaim untuk mengamankan masa depannya sebagai pemimpin energi global, pemerintah Skotlandia baru-baru ini meluncurkan peta jalan komprehensif yang bertujuan menjadikan negara tersebut sebagai kekuatan utama ekspor hidrogen.
Rencana ambisius ini mencakup pembangunan infrastruktur skala besar, seperti pipa raksasa menuju daratan Eropa dan Irlandia, serta pengembangan pelabuhan khusus untuk transportasi hidrogen secara efisien.
Visi Skotlandia untuk menjadi pusat ekspor hidrogen semakin menguat, terutama mengingat potensi besar energi angin yang dimiliki negara ini. Kelebihan energi angin yang melimpah dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan hidrogen dalam skala industri, yang kemudian dapat diekspor ke berbagai negara, terutama ke negara-negara industri seperti Jerman.
Acting Energy Secretary, Gillian Martin, dengan tegas menyatakan bahwa hidrogen merupakan "salah satu peluang industri terbesar Skotlandia sejak ditemukannya minyak dan gas".
Melalui rencana ini, pemerintah Skotlandia berupaya untuk memaksimalkan potensi ekonomi yang ditawarkan oleh hidrogen dan memastikan bahwa negara ini dapat memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari transisi energi global.
Hydrogen Action Plan yang diluncurkan dua tahun lalu telah menjadi landasan bagi pengembangan industri hidrogen di Skotlandia. Namun, rencana terbaru yang berjudul A Trading Nation: Realising Scotland’s Hydrogen Potential - A Plan for Exports memberikan langkah-langkah yang lebih konkret dan terarah untuk mencapai tujuan tersebut.
Rencana ini, seperti diuraikan oleh Vicky Allan di laman Herald Scotland, mengidentifikasi peluang-peluang bisnis dan investasi yang menjanjikan bagi sektor swasta, serta menyoroti pentingnya kolaborasi antara pemerintah, industri, dan akademisi dalam mengembangkan ekosistem hidrogen yang berkelanjutan.
Dengan visi yang jelas, Skotlandia berkomitmen untuk menjadi produsen dan pengekspor hidrogen terbarukan utama pada tahun 2030. Rencana ini menggarisbawahi pentingnya investasi dalam teknologi produksi hidrogen yang efisien dan berkelanjutan, serta pengembangan rantai pasok yang kuat untuk memastikan distribusi hidrogen ke pasar global.
Apakah permintaannya benar-benar ada?
Potensi pemanfaatan hidrogen di berbagai sektor industri, seperti kilang minyak untuk produksi bahan bakar, industri amonia, dan besi baja, telah membuka peluang pasar yang cukup besar.
Selain itu, sektor transportasi dan pemanasan juga dianggap sebagai pasar potensial, terutama dengan munculnya konsep pesawat nol emisi yang menggunakan hidrogen sebagai bahan bakar.
Baca Juga: Beradaptasi dengan Zaman, Tokoh Pemuda Wewo Sadar Kebutuhan Energi Ramah Lingkungan
Prospek permintaan hidrogen di Eropa terlihat sangat menjanjikan. Target ambisius yang ditetapkan Komisi Eropa adalah mencapai impor hidrogen sebesar 330 TWh (setara dengan 10 juta ton) pada tahun 2030.
Studi mendalam yang dilakukan oleh Worley mengenai permintaan hidrogen memperkuat ekspektasi ini. Studi tersebut memproyeksikan bahwa jika pasokan hidrogen domestik di Eropa mengalami defisit.
Maka dari itu, kebutuhan impor dari negara-negara seperti Skotlandia akan sangat signifikan, yakni berkisar antara 112-298 TWh pada tahun 2030 dan melonjak hingga 240-1725 TWh pada tahun 2050. Angka-angka ini menempatkan Skotlandia sebagai salah satu pemasok hidrogen terbesar di masa depan.
Untuk mendorong investasi dalam produksi, transportasi, dan penyimpanan hidrogen, sebuah rencana ekspor baru merekomendasikan pentingnya membuktikan "permintaan pasar yang terus meningkat di seluruh Inggris dan Eropa untuk hidrogen dan produk hidrogen - untuk membantu menarik investasi dalam produksi, transportasi, dan penyimpanan hidrogen".
Kerjasama dengan Jerman
Kemitraan antara Skotlandia dan Jerman dalam sektor energi terus menguat. Upaya bersama dalam mengembangkan hidrogen hijau, seperti yang ditandai oleh penandatanganan nota kesepahaman antara negara bagian Bavaria dan Skotlandia dua tahun lalu, menjadi bukti nyata dari komitmen kedua negara untuk beralih ke sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Sebuah penelitian mendalam yang dilakukan oleh UK Net Zero Technology Centre (NZTC) bersama dengan konsultan Jerman Cruh21 pada awal tahun ini mengungkapkan potensi besar Skotlandia dalam memenuhi kebutuhan hidrogen hijau Jerman.
Temuan studi ini sangat menggembirakan, yaitu Skotlandia memiliki kapasitas untuk memasok seluruh volume impor hidrogen Jerman pada tahun 2045.
Laporan yang berjudul Enabling Green Hydrogen Exports: Matching Scottish Production to German Demand ini secara rinci memetakan jalur ekspor hidrogen Skotlandia, yang diperkirakan dapat memenuhi setidaknya 22%, bahkan hingga 100% dari total permintaan hidrogen Jerman pada tahun tersebut.
Rencana ekspor hidrogen Skotlandia ke Jerman yang sedang digodok saat ini sejalan dengan rekomendasi utama dalam laporan NZTC. Rencana tersebut terbagi menjadi dua tahap utama.
Tahap pertama, yang akan berlangsung hingga tahun 2030, "meliputi kegiatan produksi awal dan penggunaan akhir sebelum pemasangan pipa hidrogen".
Baca Juga: Legenda Kawah Ulumbu dan Panasnya yang Bermanfaat bagi Para Ibu
Sementara pada tahap kedua, yang akan dilaksanakan pada periode 2030-2045, akan mencakup "pengoperasian dan peningkatan infrastruktur pipa untuk memfasilitasi distribusi yang lebih baik dengan biaya rendah untuk mengekspor 94TWh hidrogen".
Sudah ada dalam pipa
Proyek pembangunan pipa gas alam di Skotlandia telah menjadi topik hangat belakangan ini, dengan perkiraan biaya awal mencapai £2,7 miliar (setara Rp54,4 triliun) dan potensi lapangan kerja yang signifikan. Rencana terbaru Pemerintah Skotlandia semakin menggarisbawahi pentingnya infrastruktur pipa ini dalam mendukung ambisi ekspor energi hijau negara tersebut.
Dalam dokumen perencanaan ekspor yang baru dirilis, Pemerintah Skotlandia menekankan bahwa jaringan pipa merupakan kunci untuk mewujudkan potensi ekspor hidrogen hijau Skotlandia.
Rencana ambisius ini mengusulkan pembangunan pipa yang akan menghubungkan sejumlah pusat energi utama di wilayah timur laut Skotlandia, termasuk St Fergus, Pelabuhan Cromarty, Flotta, dan Shetland, serta terintegrasi dengan jaringan pipa gas Eropa.
Dengan adanya jaringan pipa ini, biaya transportasi hidrogen hijau dari Skotlandia ke Jerman diperkirakan "dapat mengurangi biaya transportasi menjadi 32 pence per kilogram hidrogen, membuat biaya pengiriman hidrogen hijau yang diproduksi di Skotlandia secara internasional kompetitif."
Sebuah laporan yang diterbitkan tahun lalu telah mengkonfirmasi kelayakan teknis dari proyek pembangunan pipa ini, menunjukkan bahwa integrasi pusat-pusat energi utama di Skotlandia ke dalam jaringan pipa hidrogen Eropa, yang dikenal sebagai European Hydrogen Backbone, adalah sepenuhnya memungkinkan.
Selain itu, laporan tersebut juga menyoroti bahwa pembangunan pipa baru akan mempercepat proses penyebaran hidrogen hijau dan memperkuat posisi Skotlandia sebagai pemimpin global dalam produksi energi bersih.
Apa lagi yang dibutuhkan?
Rencana ambisius Skotlandia untuk menjadi pemimpin global dalam ekspor hidrogen tentu saja membutuhkan lebih dari sekadar potensi sumber daya alam yang melimpah. Pembangunan ekosistem hidrogen yang komprehensif, mulai dari produksi hingga distribusi, menjadi kunci keberhasilan.
Salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah kurangnya rantai pendukung yang terintegrasi. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah Skotlandia berencana mengembangkan "rantai pendukung domestik Skotlandia, kemampuan, dan keterampilan - melalui hub hidrogen regional dan mengisi kesenjangan dalam produksi, transportasi, dan penyimpanan hidrogen".
Baca Juga: Energi Panas Bumi Ulumbu Membawa Berkah bagi Pengrajin Peti Jenazah
Dengan kata lain, Skotlandia akan membangun infrastruktur dan keahlian yang diperlukan secara lokal untuk mendukung industri hidrogen yang sedang berkembang.
Infrastruktur yang ada juga perlu disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan ekspor hidrogen. Rencana ekspor tersebut mengusulkan "memperbaiki infrastruktur dan sistem seputar ekspor hidrogen, termasuk menciptakan fasilitas penyimpanan hidrogen".
Investasi dalam infrastruktur ini akan memungkinkan Skotlandia untuk memproduksi, menyimpan, dan mendistribusikan hidrogen dalam skala besar.
Untuk memperkuat posisinya di pasar global, Skotlandia perlu memastikan bahwa regulasinya sejalan dengan standar internasional. Laporan tersebut menyoroti pentingnya "menyejajarkan peraturan hidrogen di Skotlandia dengan peraturan UE yang ada dan mengeksplorasi kelayakan pipa hidrogen dari Skotlandia ke daratan Eropa dan Irlandia".
Meskipun pipa hidrogen merupakan opsi yang menarik, Skotlandia juga mengeksplorasi alternatif lain. Beberapa proyek telah berhasil melakukan penilaian kelayakan untuk uji coba pengiriman hidrogen melalui jalur laut.
Sebagai contoh, sebuah proyek telah menunjukkan kelayakan pengiriman hidrogen dari Skotlandia ke daratan Eropa barat laut melalui Rotterdam. Selain itu, inovasi teknologi dari perusahaan rintisan seperti Flexergy menawarkan solusi yang lebih efisien untuk kompresi, penyimpanan, dan distribusi hidrogen.
Tentang penyimpanan Hidrogen
Solusi penyimpanan yang efektif juga menjadi hal yang patut disimak. Laporan terbaru menunjukkan bahwa untuk memenuhi target ekspor dan permintaan domestik dalam jangka panjang, Skotlandia akan memerlukan infrastruktur penyimpanan geologi berskala besar.
Hidrogen memang menawarkan potensi besar sebagai sumber energi bersih. Namun, tantangan utama dalam pemanfaatan hidrogen terletak pada penyimpanan dan transportasi.
Saat ini, hidrogen dapat disimpan dalam bentuk gas terkompresi atau cairan kriogenik, atau dikonversi menjadi senyawa lain seperti amonia atau hidrogen karbon sintetis untuk memudahkan penanganan.
Hidrogen hijau atau biru
Di tengah-tengah ambisi besar Skotlandia untuk menjadi raja pengekspor hidrogen, saat ini, perdebatan mengenai jenis hidrogen yang ideal masih terus memanas dalam beberapa tahun terakhir.
Hidrogen hijau, yang diproduksi melalui elektrolisis air menggunakan energi terbarukan, dianggap sebagai solusi energi bersih yang menjanjikan. Di sisi lain, hidrogen biru, yang dihasilkan dari bahan bakar fosil dengan teknologi penangkapan karbon, seringkali dikritik karena masih bergantung pada sumber energi fosil.
Data terbaru menunjukkan dominasi hidrogen biru dalam produksi global. Pada tahun 2020, sekitar 18% hidrogen dunia dihasilkan dari bahan bakar fosil.
Bahkan, sebuah laporan oleh Westwood Global Energy Group memprediksi bahwa Inggris, yang merupakan salah satu negara yang aktif mengembangkan industri hidrogen, akan menghasilkan sebagian besar hidrogennya dari sumber biru pada tahun 2030.
Meskipun demikian, Pemerintah Skotlandia telah menyatakan komitmennya untuk mengembangkan industri hidrogen hijau. Rencana ekspor mereka menunjukkan bahwa sebagian besar kapasitas produksi hidrogen baru di Skotlandia akan berbasis pada energi terbarukan.
Pemerintah memperkirakan bahwa Skotlandia berpotensi menghasilkan hingga 3,3 juta ton hidrogen hijau per tahun pada tahun 2045, sebuah jumlah yang cukup untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan energi domestik.
Untuk mendukung ambisi ini, Pemerintah Skotlandia telah mengalokasikan dana sebesar £5,8 miliar (setara Rp117 triliun) dari Dana Kekayaan Nasional untuk investasi dalam berbagai proyek energi bersih, termasuk produksi hidrogen hijau, penangkapan karbon, dan pengembangan infrastruktur energi terbaruw lainnya.
Lonjakan proyek hidrogen
Data terbaru menunjukkan bahwa jumlah proyek produksi hidrogen di berbagai tahap pengembangan telah melampaui angka 90, dan sebagian besar dari proyek-proyek ini berfokus pada produksi hidrogen terbarukan yang lebih ramah lingkungan.
Pertumbuhan yang signifikan ini semakin diperkuat oleh laporan Scottish Enterprise, yang mencatat lonjakan drastis sebesar dua pertiga dalam proyek hidrogen hijau baru hanya dalam kurun waktu dua tahun.
Momentum positif ini semakin dipertegas dengan pengumuman Pemerintah Inggris pada Desember 2023 mengenai hasil Putaran Alokasi Hidrogen pertama (HAR1). Melalui skema pendanaan yang menarik, senilai £2 miliar (sekitar Rp40 triliun), proyek-proyek hidrogen di Inggris, termasuk Skotlandia, akan menerima dukungan pendapatan selama 15 tahun.
Skotlandia sendiri menjadi rumah bagi beberapa proyek hidrogen paling ambisius di Eropa. Dua di antaranya yang paling menonjol adalah Proyek Hidrogen Hijau Scottish Power Whitelee dan Proyek Hidrogen Cromarty.
Proyek Whitelee, yang berlokasi di dekat Glasgow, memanfaatkan energi angin dari Whitelee Windfarm untuk menghasilkan hidrogen hijau. Sementara itu, Proyek Cromarty, yang berpusat di sekitar penyulingan lokal di Highlands, menawarkan pendekatan yang terintegrasi untuk memanfaatkan sumber daya lokal.
Selain itu, perusahaan energi raksasa RWE juga mengumumkan rencana ambisius untuk membangun pabrik hidrogen hijau skala besar di Grangemouth. Proyek-proyek ini tidak hanya menunjukkan komitmen Skotlandia terhadap energi bersih, tetapi juga membuka peluang investasi yang signifikan dan menciptakan lapangan kerja baru.
Selain hidrogen hijau, Skotlandia juga aktif mengembangkan proyek hidrogen biru. Proyek Acorn, yang berlokasi di terminal gas St Fergus, merupakan salah satu proyek utama dalam kategori ini. Proyek Acorn berfokus pada produksi hidrogen dengan menangkap dan menyimpan karbon dioksida yang dihasilkan dalam proses produksi.
Namun, perkembangan di sektor hidrogen tidak berhenti pada proyek-proyek skala besar. Scottish Enterprise telah meluncurkan jaringan inovasi hidrogen, SHINe, yang bertujuan untuk mempercepat pengembangan teknologi hidrogen dan mendorong kolaborasi antara akademisi, industri, dan pemerintah.
Selain itu, rencana untuk membentuk "lembah hidrogen" di timur laut Skotlandia dan 14 hub regional untuk inovasi hidrogen semakin memperkuat posisi Skotlandia sebagai pusat pengembangan hidrogen di Eropa.
Dengan dukungan pemerintah, investasi yang kuat, dan inovasi yang terus berkembang, masa depan hidrogen di Skotlandia tampak sangat cerah. Proyek-proyek hidrogen tidak hanya akan berkontribusi pada dekarbonisasi sektor energi, tetapi juga akan menciptakan ekonomi yang lebih berkelanjutan dan menciptakan lapangan kerja baru.
Kunjungan Gillian Martin ke Hydrasun, sebuah perusahaan Skotlandia yang telah menjadi pemimpin global dalam teknologi hidrogen, semakin menegaskan potensi besar sektor ini.