Keluarga Tefnut
Tefnut, dewi kelembapan dan hujan dalam mitologi Mesir kuno, berasal dari keluarga yang penuh dengan figur ilahi terkemuka. Ayahnya adalah Ra-Atum, dewa pencipta yang mewakili perpaduan kekuatan Ra (dewa matahari) dan Atum (dewa penciptaan).
Dalam beberapa mitos, ia hanya disebut sebagai anak Ra atau Atum. Uniknya, Tefnut lahir melalui proses partenogenesis—tanpa ibu—yang membuatnya menjadi simbol penciptaan ilahi yang murni.
Saudara kembarnya adalah Shu, dewa udara kering dan suaminya dalam mitologi. Bersama Shu, Tefnut memiliki dua anak: Geb, dewa bumi, dan Nut, dewi langit.
Dari pasangan Geb dan Nut, lahirlah dewa-dewi besar seperti Osiris, Isis, Set, dan Nephthys, menjadikan Tefnut nenek buyut Horus, salah satu dewa terpenting dalam mitologi Mesir.
Selain Shu, Tefnut juga memiliki beberapa saudara lain yang terkenal, seperti Hathor (dewi cinta dan musik), Bastet (dewi pelindung rumah tangga), dan Sekhmet (dewi perang dan pembalasan).
Hubungan antar-dewa ini menciptakan jaringan mitologi yang rumit namun saling terkait, mencerminkan konsep kehidupan dan kosmos Mesir kuno.
Syed juga menjelaskan bahwa legenda asal-usul Tefnut penuh dengan simbolisme dan keajaiban. "Menurut mitos penciptaan Heliopolis, Tefnut dan Shu tercipta dari bersin atau ludah Atum saat proses penciptaan dunia."
"Dalam versi lain, Atum menciptakan mereka melalui tindakan simbolis penyemaian benih di pasir padang gurun Mesir," ungkapnya.
Setiap versi cerita ini mencerminkan gagasan penciptaan dari unsur-unsur alam, menghubungkan Tefnut dengan kehidupan, kesuburan, dan pengaturan alam semesta.
Sebagai dewi hujan dan kelembapan, ia menjadi lambang keseimbangan antara kehidupan yang penuh berkah dan kekuatan alam yang tak terkendali.
Baca Juga: Kematian Tragis Naga Ladon di Taman Hesperides dalam Mitologi Yunani