Selamat berkat kawin silang
Selama berabad-abad, pemahaman kita tentang evolusi manusia sangat bergantung pada penemuan fosil. Fosil-fosil ini, sisa-sisa kerangka leluhur kita yang hidup ratusan ribu tahun lalu, memberikan petunjuk berharga tentang perubahan bentuk tubuh manusia dari waktu ke waktu.
Sayangnya, fosil-fosil ini sangat langka dan seringkali dalam kondisi yang rusak, sehingga sulit untuk mendapatkan gambaran yang lengkap tentang sejarah evolusi kita.
Namun, sebuah terobosan besar telah terjadi dalam beberapa dekade terakhir. Para ilmuwan kini mampu mengekstraksi dan menganalisis DNA dari fosil-fosil yang berusia ribuan tahun.
Penemuan ini membuka jendela baru menuju masa lalu kita, memungkinkan kita untuk mempelajari lebih dalam tentang kehidupan individu-individu purba, hubungan kekerabatan mereka, serta pola migrasi yang mereka lakukan.
DNA fosil telah mengungkapkan fakta menarik tentang interaksi antara manusia modern (Homo sapiens) dengan spesies manusia purba lainnya, seperti Neanderthal.
Penelitian menunjukkan bahwa manusia modern dan Neanderthal pernah hidup berdampingan dan bahkan kawin silang. Namun, populasi manusia modern pertama yang berinteraksi dengan Neanderthal di Eropa mengalami kepunahan sekitar 40.000 tahun yang lalu.
Meskipun demikian, keturunan mereka yang membawa sebagian kecil gen Neanderthal berhasil menyebar ke berbagai belahan dunia.
Hanya saja, nenek moyang kita yang pernah menghuni Eropa dan kemudian menyebar ke seluruh dunia, pada akhirnya kembali ke benua asal mereka dan menjadi penghuni utama di sana.
Perspektif baru
Penelitian ini juga memberikan perspektif baru terkait alasan mengapa Neanderthal mengalami kepunahan sejak kedatangan manusia modern dari Afrika.
Baca Juga: Kelompok Neanderthal Terakhir Kawin Sedarah Sampai Sebabkan Kepunahan