Kura-Kura Leher Ular Rote Terancam Punah, Masyarakat Jadi Kunci Konservasi

By Utomo Priyambodo, Minggu, 15 Desember 2024 | 18:00 WIB
Kura-kura rote atau kura-kura leher ular rote (Chelodina mccordi), spesies endemik Indonesia, adalah satu dari 25 spesies kura-kura yang paling terancam di dunia. (H. Zell/Wikimedia Commons)

Nationalgeographic.co.idKura-kura rote atau kura-kura leher ular rote (Chelodina mccordi) adalah satu dari 25 spesies kura-kura yang paling terancam di dunia. Kura-kura rote merupakan kura-kura endemik Indonesia.

Kini, sang kura-kura menghadapi ancaman kepunahan serius. Penyebabnya antara lain populasinya di alam sangat kecil, habitat alaminya hampir habis, serta belum ada manajemen untuk pengelolaan spesies tersebut.

Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Zoologi Terapan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kayat, mengatakan bahwa sejak 2009, upaya penangkaran telah dilakukan dengan melibatkan masyarakat setempat. Salah satu keberhasilan yang dicapai adalah peningkatan reproduksi kura-kura dalam penangkaran.

“Spesies ini memiliki potensi reproduksi tinggi dengan jumlah telur mencapai 5 hingga 20 butir sekali bertelur, serta memiliki daya tetas telur mencapai 100 persen," jelas Kayat, dalam Sharing Session Applied Summer School #14 pada bulan lalu.

"Ini jauh lebih banyak dibandingkan kura-kura spesies lain,” ujarnya seperti dikutip dari laman BRIN.

Kayat menjelaskan, setiap induk betina kura-kura rote dapat bertelur hingga tiga kali, bahkan ada yang enam kali, per tahun. Namun, tingkat kelangsungan hidup tukik atau anak kura-kura rote masih di bawah 50 persen karena berbagai faktor, termasuk serangan penyakit.

Untuk itu, penelitian intensif dilakukan guna meningkatkan kesehatan anakan, terutama pada usia 0 hingga 3 bulan.

Hasil penelitian menunjukkan, kura-kura rote yang dilepasliarkan pada usia empat tahun memiliki peluang bertahan lebih besar dibandingkan yang dilepas pada usia lebih muda. “Hal ini menjadi pedoman dalam program reintroduksi kura-kura ke habitat aslinya,” tambah Kayat.

Hasil penelitian menunjukkan, kura-kura rote yang dilepasliarkan pada usia empat tahun memiliki peluang bertahan lebih besar dibandingkan yang dilepas pada usia lebih muda. (Postdlf/Wikimedia Commons)

Kayat juga menegaskan, pelibatan masyarakat menjadi kunci dalam konservasi kura-kura leher ular rote ini. Sebab, ebagian besar habitat kura-kura rote berada di lahan milik masyarakat, bukan di kawasan konservasi resmi.

Pendekatan berbasis partisipasi masyarakat perlu dilakukan, seperti menetapkan beberapa danau sebagai kawasan perlindungan lokal.

Baca Juga: Betina Terakhir Mati, Spesies Kura-Kura Air Tawar Terbesar akan Punah