Nationalgeographic.co.id—Di tahun 2003, blobfish menjadi sensasi internet. Sebuah kompetisi menampilkan gambar blobfish bak agar-agar. Blobfish tampak menarik, lucu, dan mengerikan di saat yang sama.
Terkenal karena foto-foto kepalanya yang jelek, blobfish ini tergolong baru dalam dunia sains. Ikan ini memikat manusia di era digital dan telah diabadikan dalam bentuk meme, mainan lunak, dan bahkan emoji.
Penampilannya yang aneh, berlendir, dan seperti agar-agar menjadikannya hadiah bagi budaya internet awal. Karena gambar itu, blobfish dinobatkan sebagai hewan paling jelek di dunia dalam jajak pendapat oleh Ugly Animal Preservation Society.
Ikan ini mungkin memiliki wajah yang unik. Tapi apa yang sebenarnya kita ketahui tentang makhluk yang hampir asing ini? Mengapa ia tampak begitu muram? Apa yang dapat diajarkannya kepada kita tentang konservasi atau dunia rahasia laut dalam tempatnya hidup? Dan seperti apa rupanya di bawah air?
Asal usul nama
Nama ilmiah blobfish yang terkenal adalah Psychrolutes microporos, dari keluarga ikan yang disebut Psychrolutidae. Namun, istilah 'blobfish' terkadang digunakan secara lebih luas untuk menggambarkan anggota keluarga Psychrolutidae lainnya seperti Psychrolutes marcidus.
Spesimen pertama P. microporos ditemukan oleh sebuah kapal penelitian di lepas pantai Selandia Baru pada tahun 1983. Butuh satu dekade lagi sebelum ikan tersebut secara resmi dideskripsikan dan diberi nama ilmiahnya.
Sebelum menjadi terkenal sebagai meme internet, blobfish merupakan keingintahuan ilmiah. Sebagai anggota famili Psychrolutidae, ikan ini terkadang disebut sebagai sculpin atau (untuk alasan yang jelas) fathead.
Namun, penampilan bak agar-agar ikan laut dalam yang dirayakan dalam budaya internet ini menyesatkan. Spesies ini hanya tampak jelek ketika dikeluarkan dari lingkungan alaminya dan dibawa ke permukaan.
Mengapa gambar blobfish tampak jelek saat ikan ini menjadi sensasi internet di tahun 2003?
Spesies blobfish hidup di beberapa kantong terdalam lautan, pada kedalaman antara 600 dan 1.200 m. Di sana, tekanannya bisa lebih dari 100 kali lipat tekanan atmosfer yang Anda rasakan saat ini. Blobfish memiliki berbagai adaptasi untuk hidup di habitat bertekanan tinggi.
Baca Juga: Perayaan Tujuh Ikan, Tradisi Imigran Italia Menyambut Natal di Amerika
“Termasuk tubuh yang lembek, dengan tulang lunak dan sangat sedikit otot,” tulis Ian Taylor di laman Science Focus.
Saat blobfish dikeluarkan dari air, dekompresi dapat membuatnya mengembang dan menyebabkan kulitnya mengendur. Dekompresi mengubah fitur-fiturnya dan memberinya hidung besar yang menjadi ciri khasnya.
Dan di darat atau dek kapal, jaringan agar-agar blobfish tidak dapat menahan strukturnya. Maka, ikan ini bak meleleh menjadi massa tak berbentuk seperti ubur-ubur yang terdampar.
“Gambar yang diketahui semua orang benar-benar mengerikan karena itu adalah gambar dari blobfish yang sudah mati,” kata Simon Watt, ahli biologi yang mendirikan Ugly Animal Preservation Society. “Di alam liar, mereka memang bukan ‘raja atau ratu kecantikan’. Namun mereka juga tidak tampak sejelek itu."
Bayangkan jika kita tiba-tiba terseret ke kedalaman 1.200 m tanpa alat pelindung atau alat bantu pernapasan. Kita juga akan terlihat sangat aneh, seperti yang terjadi pada blobfish. Blobfish terlihat berbeda di bawah air karena mereka tidak seharusnya berada di darat.
Seperti apa rupa blobfish di bawah air?
Di kedalaman, blobfish terlihat seperti ikan pada umumnya. Mereka memiliki kepala yang agak bulat, mata hitam yang menonjol, dan sirip dada. Tubuh mereka, berwarna abu-abu kemerahan, meruncing ke arah ekor seperti kecebong. Blobfish biasanya berukuran panjang kurang dari 30 cm dan beratnya kurang dari 2 kg.
Apakah blobfish berbahaya?
Blobfish tidak berbahaya. Ikan ini panjangnya kurang dari 30 cm, bertubuh lunak, dan tidak bergigi. Bisa dibilang Anda bisa mengalahkannya dalam perkelahian.
Namun, sebagian besar orang tidak akan pernah menjumpai blobfish. Kecuali jika Anda cukup beruntung untuk melihat spesimen mati di museum atau jaring ikan. Hewan ini hidup di kedalaman laut. Jadi Anda memerlukan kapal selam atau alat selam untuk menemukannya dalam keadaan hidup.
Baca Juga: Jika Petir Menyambar Danau, Apakah Ikan di Dalamnya Akan Mati?
Pada tahun 2019, Daily Mail Australia melaporkan bahwa seorang pria yang bekerja di Pasar Ikan Sydney memakan blobfish. Ia tampaknya tidak mengalami efek buruk apa pun.
Bagaimana blobfish berenang?
Blobfish berenang usaha sesedikit mungkin. Seperti kebanyakan ikan laut dalam, blobfish tidak memiliki kantung renang. Kantung renang merupakan organ seperti kantung udara yang membantu ikan yang lebih dekat ke permukaan mengendalikan daya apungnya.
Jika blobfish memiliki kantung renang, mereka akan tergencet di bawah tekanan. Sebaliknya, komposisi lemak tubuh blobfish berperan. Komposisi lemak ini sebenarnya kurang padat dibandingkan air tempat tinggalnya.
“Jika Anda pikirkan tentang bagaimana minyak mengapung di air, kurang lebih seperti itu. Kandungan lemak yang tinggi membuat blobfish lebih mudah mengapung," kata Watt. Blobfish hanya bergerak-gerak di dalam air atau di dasar laut. Namun sebagian besar waktu, ia diam dan menggunakan energi sesedikit mungkin.
“Blobfish menghemat tenaga,” kata Watt. Bermalas-malasan adalah strategi bertahan hidup.
Apa yang dimakan blobfish?
Mengingat ikan ini jarang bergerak, blobfish diperkirakan memakan apa pun yang lewat di depannya. Daya apung netralnya memungkinkan air membawa mereka ke mana saja. Ketika krustasea kecil, siput laut, atau bahan lain yang dapat dimakan mendekat, mereka menjadi santapan.
Strategi menunggu seperti ini umum di antara predator laut dalam.
Di mana blobfish bisa ditemukan?
Famili Psychrolutidae cukup tersebar luas dengan spesies yang ditemukan di Samudra Atlantik, Pasifik, dan Hindia. Namun, beberapa spesies blobfish ditemukan di wilayah yang cukup kecil.
P. microporos (dan sepupunya yang berkerabat dekat P. marcidus) hidup di perairan sekitar dan antara Australia dan Selandia Baru. Selalu pada kedalaman lebih dari 500m.
Blobfish dan konservasi
Terlepas dari apakah blobfish itu sendiri terancam punah atau tidak, ia telah melakukan pekerjaan yang efektif dalam meningkatkan kesadaran. Sebagian besar berkat jajak pendapat Watt tentang hewan paling jelek di dunia dan proyek yang berlangsung.
Situs web Watt menyatakan bahwa invertebrata, misalnya, mencakup 79 persen dari kehidupan hewan. Namun mereka hanya dibahas dalam 11 persen literatur konservasi. Hewan yang buruk rupa cenderung tidak diteliti, apalagi dilindungi.
Blobfish mungkin secara tidak adil “dilukis dengan kuas yang buruk rupa”. Namun cara itu membuat orang menyadari akan keberadaannya.