Nationalgeographic.co.id—Setiap kota Yunani kuno menyimpan cerita unik di balik namanya, mencerminkan warisan mitologi, sejarah, dan kebudayaan yang mendalam. Dari Athena yang terinspirasi dewi kebijaksanaan, hingga Sparta yang melambangkan kekuatan militer.
Asal-usul nama-nama tersebut tak hanya menggambarkan identitas geografis tetapi juga jiwa peradaban Yunani kuno yang abadi.
Berikut asal usul nama lima kota legendaris pada zaman Yunani kuno.
Kota kuno Olympia di wilayah Elis, Yunani, dinamai berdasarkan hubungannya dengan Gunung Olympus yang terletak sekitar 100 km dari Thessaloniki, kota kedua terbesar di Yunani. Gunung ini merupakan gunung tertinggi di Yunani dengan ketinggian 2.917,727 m meter.
Nama Olympus sendiri mencerminkan hubungan keagamaan dan budaya yang erat dengan para dewa Olimpus, terutama Zeus, yang menjadi pusat penghormatan di tempat suci dan kuil-kuil terkenal di kota ini.
Olympia terletak di wilayah Elis, bagian barat Peloponnesos, di dekat pertemuan Sungai Alpheus dan Sungai Cladeus. Selain itu, nama Olympia juga mungkin dipengaruhi oleh keindahan alam sekitarnya, yang dianggap mencerminkan sifat suci atau surgawi.
Kota ini terkenal sebagai lokasi Sanctuary of Zeus, termasuk Kuil Zeus dan Patung Kolosal Zeus, salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia Kuno.
Menurut ahli geografi Yunani kuno, Pausanias, Iphitos dari Elis, Lycurgus sang pembuat hukum Spartan, dan Cleosthenes dari Pisa, bersama-sama menghidupkan kembali Olimpiade yang diyakini telah didirikan oleh Herakles pada masa mitologi Yunani.
Dikisahkan bahwa Iphitos pernah meminta nasihat dari Oracle Delphi mengenai cara untuk mengakhiri wabah dan konflik sipil yang melanda Yunani.
Baca Juga: Kehidupan Para Helot, Budak Bangsa Sparta pada Zaman Yunani Kuno
Oracle Delphi adalah nama yang diberikan kepada pendeta wanita Kuil Apollo di Delphi yang menjabat sebagai oracle. Wanita oracle diyakini memiliki nama asli Pithia yang berasal dari kata Pytho.
Jawaban yang diterimanya adalah bahwa ia, bersama masyarakat Elis, harus "menghidupkan kembali Olimpiade". Hal ini menegaskan pentingnya Olympia sebagai pusat budaya dan perdamaian di Yunani kuno.
Athena
Nama kota kuno Athena memiliki asal-usul yang legendaris. Menurut mitologi Yunani, pahlawan mitos Theseus yang menyatukan pemukiman-pemukiman terpisah di wilayah tersebut, dianggap sebagai pendiri kota ini.
Thesus adalah raja dan pahlawan Athena dalam mitologi Yunani, anak dari Raja Aegeus dan Aethra. Theseus adalah pahlawan seperti Perseus, Cadmus, atau Herakles.
Nama Athena secara tradisional dikaitkan dengan dewi Athena yang merupakan dewi kebijaksanaan, perang, kerajinan, dan pelindung kota Athena. Legenda mengatakan bahwa Athena memberikan pohon zaitun sebagai hadiah kepada kota ini, melambangkan perdamaian dan kemakmuran.
Seiring waktu, Athena berkembang menjadi negara-kota yang kuat dan dikenal atas kontribusinya dalam bidang filsafat, demokrasi, dan seni.
Bukti arkeologis menunjukkan bahwa Athena telah dihuni manusia sejak periode Neolitikum, dengan perkembangan signifikan selama Zaman Perunggu, khususnya pada periode Mycenaean (1600–1100 SM). Kejayaan Athena mencapai puncaknya pada abad ke-6 dan ke-5 SM di bawah kepemimpinan tokoh seperti Pericles.
Thera/Santorini
Thera, yang sekarang dikenal sebagai Santorini, merupakan pusat penting peradaban Minoan, bagian dari budaya Zaman Perunggu Aegean. Pulau ini telah dihuni sejak milenium ke-3 SM.
Nama Thera terkait dengan pahlawan mitos Theras, seorang wali penguasa Sparta dan keturunan Cadmus, pendiri legendaris Thebes.
Menurut tradisi Yunani kuno, Theras memimpin sekelompok pemukim Spartan ke pulau ini, yang kemudian dinamai sesuai dengan namanya.
Sebelum disebut Thera, pulau ini dikenal dengan nama Kalliste yang berarti "yang paling indah" dan Strongyle yang berarti "yang bulat".
Nama tersebut digunakan karena bentuknya sebelum letusan gunung berapi besar yang mengubah bentuknya. Nama-nama sebelumnya mencerminkan keindahan alam dan geografi pulau yang memukau.
Pulau ini juga terkenal karena letusan gunung berapi dramatis sekitar tahun 1600 SM, yang memiliki dampak besar pada dunia kuno.
Letusan tersebut menghancurkan sebagian besar pemukiman Minoan di pulau ini dan mungkin berkontribusi pada runtuhnya peradaban Minoan itu sendiri. Kemudian, bangsa Doria menjajah Santorini, dan pulau ini menjadi bagian dari dunia Yunani yang lebih luas.
Sparta
Sejarah Sparta yang kaya berakar pada masa kuno, dimulai ketika Lelegas menjadi raja pertama di wilayah tersebut, yang kemudian dinamai Lelegia atau Laconia untuk menghormatinya.
Cucu Lelegas, Eurotas, yang dikenal karena mengatur aliran sungai di wilayah itu kemudian naik takhta sebagai raja. Sungai tersebut kemudian dinamai Sungai Eurotas
Eurotas memiliki seorang putri bernama Sparta. Setelah kematian Eurotas, suami Sparta, Lacedaemonius, naik takhta. Lacedaemonius memberi nama kota tersebut Sparta sebagai penghormatan kepada istrinya sekaligus ratu.
Asal usul nama kota ini tidak sepenuhnya pasti, tetapi beberapa teori menunjukkan bahwa nama tersebut mungkin berasal dari kata Yunani σπάρτον (spárton, yang berarti “tali” atau “kabel”). Istilah ini mungkin merujuk pada tali yang digunakan untuk menandai batas-batas awal saat kota tersebut didirikan.