Cinta, Pernikahan, dan Kehidupan Wanita Yunani Kuno yang Kompleks

By Muflika Nur Fuaddah, Minggu, 22 Desember 2024 | 16:00 WIB
Kehidupan wanita Yunani Kuno (wikipedia)

Nationalgeographic.co.idSalah satu fakta yang sering diketahui tentang perempuan di Yunani Kuno adalah bahwa mereka tidak memiliki hak untuk memilih. Meskipun ini berlaku di Athena, pengecualian perempuan dari ranah politik tidak terjadi di semua wilayah Yunani Kuno.

Maup van de Kerkhof dalam "The Life of Women in Ancient Greece" sebagaimana dimuat pada laman History Cooperative menyebut bahwa kajian-kajian klasik telah mengungkap berbagai aspek kehidupan perempuan Yunani Kuno yang lebih kompleks.

Bahkan kini, diketahui bahwa peran mereka jauh lebih beragam dan kaya daripada yang sebelumnya diperkirakan. "Perempuan di Yunani Kuno lahir dalam masyarakat yang didominasi dan berpusat pada laki-laki," kata Van de Kerkhof.

Akibatnya, bayi perempuan memiliki peluang lebih besar untuk ditelantarkan saat lahir dibandingkan bayi laki-laki. Penelantaran ini sering kali didasari pada pertimbangan tentang masa depan anak perempuan.

Tak hanya itu, kontribusi yang bisa mereka berikan kepada keluarga juga dipertimbangkan. Sementara laki-laki dianggap lebih mungkin meniti karier di bidang politik atau mengumpulkan kekayaan.

Anak-anak perempuan umumnya dibesarkan di bawah pengawasan perawat. Di dalam rumah, terdapat ruang khusus bagi perempuan yang disebut gynaikon, biasanya terletak di lantai atas. Ruangan ini menjadi tempat para ibu dan perawat membesarkan anak-anak serta melakukan kegiatan seperti memintal dan menenun.

Pendidikan dalam Masyarakat Yunani Kuno

"Secara umum, anak perempuan tidak sepenuhnya dikecualikan dari pendidikan. Dalam beberapa hal, mereka menerima pendidikan serupa dengan anak laki-laki, meskipun terdapat perbedaan tertentu," ungkap Van de Kerkhof.

Misalnya, pelajaran musik lebih banyak diminati oleh anak perempuan, sementara pendidikan mereka cenderung difokuskan pada keterampilan yang relevan dengan kehidupan domestik.

Atletik juga menjadi bagian penting dari pendidikan, tetapi ada perbedaan mencolok dalam kegiatan ini. Anak perempuan lebih ditekankan pada tari dan senam, yang kemudian ditampilkan dalam kompetisi musik, festival, dan upacara keagamaan.

Di Sparta, pengembangan fisik perempuan mendapat perhatian yang lebih besar. Hal ini terkait erat dengan budaya militer Sparta, di mana pelatihan fisik sejak dini dianggap penting untuk mendukung keterampilan tempur dan pertahanan negara.

Baca Juga: Dewi Ular: Gambarnya Provokatif, Restorasi dan Interpretasinya Bermasalah