Nationalgeographic.co.id—Berawal dari kebiasaannya membuat materi metode belajar dan keresahannya terhadap panasnya cuaca Jakarta, Ragil Dimas Pamungkas menjelma menjadi seorang content creator.
Melalui akun Instagram miliknya, @kang.guru.ipa, Ragil yang gemar membagikan beragam materi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang terkait dengan kehidupan sehari-hari, kini sudah memiliki lebih dari 135 ribu pengikut.
"Sebagai guru yang mengajar di Jakarta, cuaca yang panas memancing rasa penasaran saya," ujar Ragil saat ditemui dalam pembukaan Science Film Festival, di Plaza Insan Berprestasi, Kemendikbudristek Jakarta pada Selasa, 15 Oktober 2024.
Hal itu kemudian menarik minat guru mata pelajaran IPA di SMP Katolik Ricci 1 itu untuk melakukan riset hingga menemukan beragam informasi terkait pemanasan global dan perubahan iklim.
Sambil mencari terus menggali informasi-informasi tersebut, Ragil pun berinisiatif untuk menyebarkan temuan-temuannya melalui media sosial.
"Saya masih ingat konten pertama saya adalah perbandingan mobil listrik dengan mobil konvensional," papar Ragil yang kemudian menemukan bahwa ada banyak hal yang perlu dikorbankan terkait pengembangan mobil listrik.
Meski pada akhirnya dirinya berkesimpulan tetap mendukung keberadaan mobil listrik. "Karena dalam jangka panjang, mobil listrik bisa membantu mengurangi emisi karbon dioksida," jelasnya.
Terkait ide dalam menggali konten, kebetulan algoritma dari TikTok membantu mendalami konten-konten yang terkait dengan topik-topik pengetahuan yang menarik perhatiannya.
Apalagi, Ragil juga menyadari bahwa kesadaran orang-orang dari generasinya (Gen Y) tidak begitu baik terkait kondisi Bumi saat ini. "Tidak sebaik generasi Z," ungkapnya.
Terkadang, ide-ide untuk konten yang Ragil buat juga berasal dari pertanyaan siswa-siswinya. Bahkan, ada satu pertanyaan dari siswa-siswinya yang pada akhirnya memicu sebuah proyek terkait pengolahan sampah.
Bersama dengan siswa-siswi tingkat SMA, beberapa murid Ragil membuat proyek tanaman hidroponik yang menggunakan pupuk organik yang berasal dari sampah-sampah. "Karena kebetulan di sekitar kami ada banyak sampah-sampah yang tidak jarang menimbulkan bau," paparnya.
Baca Juga: Kisah Pigden: Veteran Perang Dunia dan Guru sang Legenda Sepak Bola
Salah satu hal yang menarik dari konten ragil adalah adanya beberapa konten berjenis eksperimen ilmiah yang menggunakan alat-alat atau bahan-bahan yang sederhana. "Tapi yang penting konten itu punya informasi terkait pengetahuan yang mendalam," tutur pria yang kerap menggunakan kupluk tersebut.
Menurutnya sebuah kesalahan besar jika eksperimen ilmiah itu selalu harus menggunakan bahan-bahan yang mahal dan harus dilakukan di tempat yang layak, semisal harus menggunakan tabung reaksi di laboratorium.
Padahal, menurut Ragil, bisa saja kita hanya menggunakan gelas tabung biasa yang secara fungsi sama, sesuai, dan yang terpenting adalah aman.
Apalagi, Ragil juga sangat mengedepankan konsep sirkular dalam eksperimennya. Misalnya dalam eksperimen "Kertas Superpower" yang ditampilkannya dalam Science Film Festival tahun 2024.
"Jadi kita menggunakan kertas bekas yang diolah sedemikian rupa hingga bisa menjadi tutup botol," tutur pria yang juga pernah memanfaatkan paper clip untuk dalam eksperimen koin mengapung.
Beruntung, sekolah tempat Ragil mengabdi juga sangat mendukung kegiatannya sebagai content creator. Terlebih dirinya juga kerap diundang Kementerian Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (kini Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah), sehingga bisa menjadi jembatan antara sekolahnya dengan kementerian.
Saat ditanya tentang tantangan dirinya sebagai content creator, Ragil sempat berpikir keras karena merasa hampir tidak menemui tantangan berarti.
Paling komentar-komentar dari warganet terkait kontennya saja yang tidak jarang salah paham. Khususnya konten-konten yang memiliki banyak audiens. Hanya saja, Ragil berupaya bijak untuk memahami bahwa hal itu berada di luar kuasa kita.
Salah satu contohnya adalah saat menjelaskan seberapa jauh penurunan tanah di Jakarta. Konten yang jumah views-nya menembus 9 juta di Instagram dan bahkan belasan juta di TikTok tersebut membuat munculnya komentar bahwa Ragil adalah agen pemerintah.
"Padahal saya hanya menyampaikan fakta saja," jelasnya.
Ke depannya, Ragil ingin fokus mengembangkan komunitas Guru Kreator Konten karena ingin memperluas dampak melalui media sosial.