Lahan gambut tidak aman
Lahan gambut bertindak seperti spons untuk karbon dioksida. Lahan gambut menyerap dan menyimpan sejumlah besar CO2 di lingkungannya yang tergenang air dan rendah oksigen. Perkebunan kelapa sawit mengeringkan rawa-rawa ini dan membakar dedaunan yang tersisa. Karena itu, penyerapan karbon ini berbalik dan melepaskan semua karbon kembali ke atmosfer. Para pemerhati lingkungan berpendapat bahwa proses yang merusak ini menyebabkan penurunan tajam lahan gambut di Indonesia dan Malaysia.
Lahan gambut Asia Tenggara dapat menghilang pada tahun 2030 jika laju pertanian kelapa sawit terus berlanjut. Hal ini diungkap dalam studi yang bertajuk Southeast Asia's Tropical Peatlands could Disappear by 2030 yang di Frontiers in Ecology and the Environment.
Melarang penggunaan minyak kelapa sawit saja tidak cukup
Dalam pernyataan resminya, WWF mengatakan: “Memboikot minyak kelapa sawit tidak akan melindungi atau memulihkan hutan hujan. Sedangkan perusahaan diharapkan melakukan tindakan untuk industri minyak kelapa sawit yang lebih berkelanjutan . Sehingga bisa berkontribusi pada solusi yang transparan dan tahan lama.”
Perusahaan dan organisasi nirlaba di seluruh dunia termasuk WWF bersatu untuk mendirikan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) pada 2004. RSPO membuat serangkaian kriteria untuk menanam minyak kelapa sawit secara berkelanjutan.
Namun, baru pada tahun 2018 RSPO menerapkan pendekatan stok karbon tinggi. Sistem ini membantu mengidentifikasi area hutan yang berharga. Juga menjaga minyak kelapa sawit yang mereka sertifikasi sepenuhnya bebas dari deforestasi. Meskipun demikian, menerapkan pendekatan ini di lapangan tidaklah mudah. Baru sekitar 19 persen minyak kelapa sawit disertifikasi oleh RSPO di seluruh dunia. Masih banyak yang harus dilakukan.
Tantangan RSPO
Banyak hambatan yang dihadapi perusahaan yang mencoba menerapkan pendekatan RSPO dan komitmen nol-deforestasinya.
“Ada rantai pasokan yang sangat kompleks dan sulit untuk melacak sumber minyak kelapa sawit secara tepat,” kata Kieran Robson, profesional pembangunan yang berbasis di London.
Selain itu, ada berbagai tingkat dukungan pemerintah di berbagai daerah yang memproduksi minyak kelapa sawit. Dukungan pemerintah dapat memainkan peran penting dalam menentukan apakah suatu perusahaan dapat memproduksi minyak kelapa sawit tanpa deforestasi.
Semakin kompleks proses birokrasi, semakin sedikit kepatuhan terhadap pedoman di lapangan, kata Robson.
Apakah kita bisa melindungi hutan hujan tropis dan melepas ketergantungan akan kelapa sawit?