Nationalgeographic.co.id—Kawasan konservasi laut (KKL), yang selama ini kita kenal sebagai benteng pertahanan bagi keanekaragaman hayati laut dan penopang keberlanjutan perikanan, ternyata menyimpan rahasia lain yang tak kalah penting.
Studi terkini, dipimpin oleh para peneliti dari Universitas Victoria, mengungkap potensi luar biasa dari KKL dalam memerangi perubahan iklim: menyimpan karbon secara alami di dasar laut dalam jumlah yang sangat besar.
Selama ini, perhatian dunia terhadap penyimpanan karbon laut, yang kerap disebut "karbon biru", lebih tertuju pada ekosistem seperti hutan bakau, rawa garam, dan padang lamun.
Padahal, penelitian terbaru ini mengajak kita untuk melirik ke dasar laut yang seringkali dianggap sebagai area yang "mati" dan tidak memiliki peran signifikan dalam siklus karbon global.
Graham Epstein, peneliti pascadoktoral di Universitas Victoria, mengungkapkan bahwa anggapan tersebut keliru. Menurutnya, sedimen dasar laut, yang seringkali dianggap sebagai hamparan tanah kosong dan tidak menarik, menyimpan potensi penyimpanan karbon yang jauh lebih besar daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Epstein menjelaskan bahwa sedimen dasar laut adalah rumah bagi beragam spesies unik dan rapuh yang memainkan peran krusial dalam ekosistem laut.
"Sedimen dasar laut adalah titik akhir dalam siklus karbon laut," tegas Epstein, yang juga merupakan anggota Blue Carbon Canada, sebuah koalisi penelitian nasional yang berfokus pada evaluasi kapasitas penyimpanan karbon alami di habitat laut Kanada.
"Menutupi sebagian besar dasar laut, sedimen ini membentuk salah satu penyimpanan karbon terbesar di planet ini, jauh melampaui kapasitas penyimpanan karbon hutan bakau, padang lamun, dan rawa garam," paparnya, seperti dilansir laman oceanographicmagazine.com.
Sebuah studi terbaru yang diterbitkan di jurnal FACETS pada bulan ini menunjukkan bahwa meskipun Kanada telah berkomitmen untuk melindungi sebagian besar wilayah lautnya, namun perlindungan terhadap karbon yang tersimpan di dasar laut masih jauh dari cukup.
Hingga saat ini, jaringan KKL Kanada baru mencakup 11% dari total karbon yang tersimpan di dasar laut hingga kedalaman 2.500 meter.
Bahkan, hanya sekitar 13% dari area yang dikenal sebagai "hotspot karbon" (wilayah dengan konsentrasi karbon tinggi di dasar laut) yang berada di dalam kawasan konservasi. Padahal, karbon yang tersimpan di dasar laut berperan sangat penting dalam mengatur iklim global.
Baca Juga: Te Moana-nui-a-Kiwa, Kawasan 'Blue Carbon' Terbesar Dunia yang Dijaga Suku Maori
Penelitian ini dilakukan bekerja sama dengan Julia Baum, seorang ahli ekologi dan konservasi laut yang juga penasihat khusus iklim untuk Universitas Victoria.
Bersama dengan mitra dari Oceans North dan Fisheries and Oceans Canada, tim peneliti menemukan bahwa rencana Kanada untuk memperluas jaringan KKL-nya hanya akan menambah perlindungan bagi 9% dari total karbon dasar laut dan 6% dari hotspot karbon.
Awalnya, KKL didirikan dengan tujuan utama melindungi spesies atau habitat yang terancam punah. Namun, seiring berjalannya waktu, semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa KKL juga memiliki peran penting dalam mitigasi perubahan iklim.
Bahkan, lembaga pengelolaan kelautan Kanada sendiri telah mengakui bahwa mitigasi perubahan iklim merupakan salah satu tujuan utama dalam pengembangan jaringan KKL mereka.
Meskipun Kanada telah menetapkan 15,5% wilayah lautnya sebagai KKL dan telah berkomitmen untuk meningkatkan persentase tersebut menjadi 25% pada tahun 2025 dan 30% pada tahun 2030, namun hingga saat ini belum ada satupun KKL yang secara khusus didirikan untuk melindungi penyimpanan karbon.
Para peneliti berharap bahwa studi terbaru ini dapat mendorong perubahan kebijakan. Mereka berpendapat bahwa pemerintah Kanada perlu memberikan perhatian yang lebih serius terhadap perlindungan karbon di dasar laut dalam upaya mengatasi perubahan iklim.
"Semakin jelas bahwa aktivitas laut industri, seperti penangkapan ikan dasar, pertambangan laut dalam, proses pengembangan energi laut, ekstraksi minyak dan gas, serta konstruksi laut dapat mengganggu karbon yang terdapat di sedimen dasar laut," kata Susanna Fuller, wakil presiden konservasi dan proyek di Oceans North.
"Melindungi area penting dari sedimen dasar laut akan membantu memastikan bahwa karbon tetap terkubur, daripada kembali memasuki siklus karbon dan berkontribusi pada perubahan iklim."
Melalui penelitian mendalamnya, Epstein telah mengidentifikasi 247 kawasan di seluruh dunia yang memiliki potensi sangat tinggi untuk menyimpan karbon dan memerlukan perlindungan segera.
Pemilihan kawasan-kawasan ini didasarkan pada pertimbangan yang sangat hati-hati, meliputi estimasi jumlah karbon yang tersimpan, tingkat kerentanan karbon terhadap gangguan, serta nilai ekologis dan biologis yang tinggi dari masing-masing kawasan.
Di Kanada, kawasan-kawasan prioritas utama terkonsentrasi di wilayah British Columbia dan Atlantik. Di British Columbia, Selat Queen Charlotte, Laut Salish utara, serta sejumlah fjord dan teluk di pantai barat Pulau Vancouver dan daratan utama BC menjadi sorotan utama.
Sementara itu, di wilayah Atlantik, Teluk Placentia, Mahone, dan Trinity, bersama dengan bagian dari Saluran Laurentian dan Landas Kontinen Scotian, dianggap sebagai area yang sangat penting untuk dilindungi.