Pandawara: Lima Sahabat Penyelamat Lingkungan Kehidupan

By National Geographic Indonesia, Senin, 3 Februari 2025 | 08:03 WIB
Ilustrasi sungai yang kotor. (Hari Cahyadi/National Geographic Indonesia)

Hari pertama dimulai dengan semangat yang membara. Mereka membawa karung-karung besar, alat pengait, dan sarung tangan untuk mengumpulkan sampah di sepanjang sungai.

Arya dan Bima turun ke sungai, mengumpulkan sampah yang tersangkut di antara bebatuan, sementara Citra dan Dewa menyusuri tepi sungai, memungut sampah yang terdampar di pinggirannya. Eka merekam semua aksi mereka dengan kamera ponselnya, mengabadikan setiap momen perjuangan mereka.

“Lihat ini, botol plastiknya sudah berkarat, seberapa lama ini sudah ada di sini?” seru Bima sambil mengangkat botol plastik yang hampir hancur dimakan waktu.

“Botol itu mungkin lebih tua dari kita,” jawab Arya sambil tertawa kecil. “Tapi serius, ini bukti bahwa plastik itu nggak akan hilang dengan sendirinya. Kalau bukan kita yang membersihkannya, siapa lagi?”

Setelah seharian bekerja keras, mereka berhasil mengumpulkan berton-ton sampah. Di sore hari, mereka duduk di tepi sungai yang kini sudah terlihat lebih bersih, meskipun masih jauh dari kata sempurna. Eka segera mulai mengedit video mereka, menambahkan musik yang menggugah, dan memberikan narasi tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.

Komentar dan dukungan datang dari berbagai penjuru. Orang-orang terinspirasi oleh aksi Pandawara dan mulai mengirimkan pesan-pesan dukungan. Beberapa bahkan menawarkan bantuan untuk ikut membersihkan sungai. Dalam waktu singkat, Pandawara menjadi simbol gerakan peduli lingkungan yang menyebar tidak hanya di kota mereka, tetapi juga di seluruh negeri.

“Lihat ini! Komentar dari Jakarta, dari Surabaya, bahkan ada yang dari luar negeri,” seru Eka sambil menunjukkan layar ponselnya kepada yang lain.

“Kita harus terus melanjutkan ini. Bukan cuma di sungai ini, tapi di mana pun ada sampah, Pandawara akan datang,” kata Citra dengan penuh semangat.

Setiap akhir pekan, mereka kembali ke sungai, membawa lebih banyak sukarelawan yang terinspirasi oleh aksi mereka. Tidak hanya orang dewasa, tetapi juga anak-anak sekolah yang ingin belajar tentang pentingnya menjaga lingkungan.

Dalam setiap aksinya, mereka selalu memastikan untuk mendokumentasikan kegiatan mereka dan mengunggahnya ke media sosial. Setiap video membawa pesan yang kuat: bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil, dan bahwa menjaga lingkungan adalah tanggung jawab bersama.

Suatu hari, ketika mereka sedang membersihkan bagian sungai yang paling terabaikan, mereka bertemu dengan seorang lelaki tua yang duduk di tepi sungai sambil memandangi air yang keruh. Lelaki itu tampak sedih dan merenung dalam-dalam.

“Pak, kenapa Bapak terlihat sedih?” tanya Arya, mendekati lelaki tersebut.