Generasi Z Itu Lemah dan Malas Bekerja? Silakan Cek Dulu Faktanya

By Wawan Setiawan, Rabu, 5 Februari 2025 | 16:00 WIB
Anak-anak sekolah menggunakan komputer laptop pada tahun 2008; Generasi Z merupakan salah satu generasi pertama yang memiliki akses luas ke Internet pada usia dini.
Anak-anak sekolah menggunakan komputer laptop pada tahun 2008; Generasi Z merupakan salah satu generasi pertama yang memiliki akses luas ke Internet pada usia dini. (Lucélia Ribeiro / Wikipedia)

Nationalgeographic.co.id—Generasi Z atau seringkali disebut dengan ‘Gen Z’ adalah generasi yang lahir antara tahun 1997-2010. Sedangkan generasi yang lahir setelahnya, atau dimulai dari tahun 2011 hingga sekarang telah mendapat sebutan baru, yaitu Generasi Alpha.

Seiring perkembangan kemajuan teknologi informasi yang berkembang begitu cepatnya, telah memengaruhi karakter dari masing-masing generasi, terutama adalah Gen Z. Banyak yang mengatakan bahwa Gen Z kurang motivasi dalam bekerja, bahkan ada juga yang mengatakan mereka lemah.

Pasar kerja memiliki banyak nuansa dan pengusaha yang menghadapi banyak sekali tantangan ketika merekrut karyawan untuk perusahaan mereka. Tantangan diperoleh terutama dengan orang-orang yang lebih muda, yang berasal dari Gen Z.

Salah satu fakta yang menarik perhatian adalah kecepatan orang-orang ini diberhentikan oleh perusahaan, karena tidak memenuhi tuntutan dan tidak mencapai harapan. Apakah benar demikian yang berlaku bagi Gen Z?

Di negara Brasil, cerita tentang Gen Z dalam dunia kerja ini telah menjadi sorotan publik. Bahkan beberapa media memberitakannya secara gamblang: “Para bos memecat karyawan Gen Z dalam beberapa bulan karena kurangnya motivasi.”

“Menurut survei yang mewawancarai hampir 1.000 pemberi kerja di Amerika Serikat, kekurangan angkatan 2024 dapat mempersulit perekrutan orang yang baru saja menyelesaikan gelar mereka. Survei juga menunjukkan bahwa 1 dari 6 bos mengatakan mereka ragu untuk mempekerjakan lulusan universitas baru-baru ini,” tulis BNews dalam laporan yang dipublikasikan pada 02/02/2025.

"Di sisi lain, 1 dari 7 mengatakan mereka akan menghindari penerimaan mahasiswa baru tahun ini. Bagi 75% perusahaan yang disurvei, sebagian atau seluruh karyawan baru tidak memuaskan."

Mengapa Gen Z bisa mendapatkan perlakuan seperti itu? Apakah benar kesalahan hanya ada pada pihak Gen Z saja, atau justru para bos-bos yang saat ini semakin banyak yang berlaku sewenang-wenang terhadap bawahannya?

Ilustrasi seorang bos yang berlaku sewenang-wenang kepada bawahannya yang berasal dari Generasi Z.
Ilustrasi seorang bos yang berlaku sewenang-wenang kepada bawahannya yang berasal dari Generasi Z. (Bojan / stock.adobe.com)

Sebenarnya, masalahnya bukanlah anak muda zaman sekarang yang malas, tetapi dunia telah berubah. Namun, banyak orang yang masih berpikir seolah-olah mereka masih hidup di tahun 90-an.

Di masa lalu, kebanyakan orang tidak punya banyak pilihan selain menerima pekerjaan apa pun yang datang kepada mereka, atau, seperti biasa, mereka hanya meneruskan profesi ayahnya.

Baca Juga: Mengenal Generasi Z dan Kerentanannya Terhadap Gangguan Mental

Jika gajinya buruk, jika bos membentak mereka, jika kondisinya tidak nyaman, kesabaran dibutuhkan, dan bahkan rasa malu karena kehilangan pekerjaan berbicara lebih keras dan orang-orang memaksakan diri untuk terus melanjutkan. Seolah tak ada pilihan lain.

Orang-orang dulu juga bekerja dengan cara tradisional karena itulah yang mereka miliki. Namun kini, dengan kemunculan internet, semuanya telah berubah drastis. Kini, seorang anak muda dapat mengangkat telepon seluler dan menemukan cara menghasilkan uang dengan puluhan cara yang berbeda.

“Generasi Z, generasi pertama yang tidak pernah mengenal dunia tanpa internet, menghargai keberagaman dan menemukan identitas unik mereka sendiri,” kata cendekiawan Stanford, Roberta Katz.

Temuan penelitian Katz dan rekan penulisnya, Sarah Ogilvie, seorang ahli bahasa di University of Oxford dirinci dalam buku bertajuk Gen Z, Explained: The Art of Living in a Digital Age (University of Chicago Press, 2021).

Di masa sekarang, siapapun dapat berjualan barang secara daring, membuat konten, bekerja sebagai pekerja lepas, mengantar makanan ringan dengan sepeda di kota-kota besar menggunakan aplikasi pesanan pengantar makanan.

Belum lagi peluang di dunia mata uang kripto, situs-situs seperti Natgeo tempat kita memperoleh uang untuk menulis naskah, peluangnya semakin besar dan beragam.

Jika saja seseorang menyadari bahwa ia dapat memperoleh sejumlah uang dengan cara ini, meskipun awalnya sedikit, ia akan berpikir: "apakah layak menghabiskan sepanjang hari bekerja keras untuk memperoleh sedikit uang dan tidak dihargai oleh atasan?"

Tentu saja, kita pasti akan memilih jalur yang lebih nyaman untuk kita jalani.

Aspek lain dari Gen Z adalah mereka memiliki akses ke informasi yang tidak dimiliki oleh generasi sebelumnya, tepat di telapak tangan mereka.

Ilustrasi Generasi Z yang yang tidak pernah mengenal dunia tanpa internet. (Freepik)

Jika seorang bos mencoba menipu karyawan dengan cara apa pun, mengeksploitasi mereka atau mempekerjakan mereka secara berlebihan, bahkan tidak membayar mereka hak-hak buruh, atau membayar mereka kurang dari upah minimum, mereka hanya perlu mencarinya di Google informasi tentang hak-hak buruh itu apa saja.

Baca Juga: Teknologi Semakin Berkembang, Generasi Z Pilih YouTube Untuk Belajar

Sebelumnya, banyak orang yang bekerja dalam kondisi yang buruk karena mereka bahkan tidak tahu apapun bahwa mereka memiliki pilihan lain. Sekarang kaum muda tahu dan tidak akan menerima apapun jenisnya dari ketidak adilan dalam dunia kerja.

Kenyataan lain adalah bahwa kaum muda saat ini memiliki lebih banyak waktu untuk memilih apa yang ingin mereka lakukan sebelum menerima pekerjaan pertama yang datang. Tentu saja, tidak semua anak muda dari Gen Z menjadi kaya di internet, tetapi faktanya adalah bahwa sekarang ada lebih banyak cara untuk menghasilkan uang.

Jika pasar kerja tidak ingin dibiarkan tanpa karyawan di masa depan, ia harus beradaptasi, menawarkan gaji yang lebih baik, kondisi kerja yang lebih bermartabat, dan rasa hormat kepada karyawan.

Masalahnya bukan karena Gen Z tidak mau bekerja, masalahnya adalah perusahaan berpikir bahwa anak muda harus menerima apa pun hanya karena generasi sebelumnya melakukannya.

Ini adalah pesan dari Gen Z untuk seluruh pasar kerja, bahwa “permainan saat ini sedang berubah.”