Selain itu, terdapat kelompok gas rumah kaca terfluorinasi (gas-F), yang merupakan gas buatan manusia yang banyak digunakan dalam berbagai aplikasi industri.
Gas-F memiliki potensi pemanasan global yang sangat tinggi, bahkan ribuan kali lebih kuat dibandingkan dengan CO2. Kelompok gas ini mencakup hidrofluorokarbon (HFC), perfluorokarbon (PFC), sulfur heksafluorida (SF6), dan nitrogen trifluorida (NF3).
Gas-F sering kali digunakan sebagai alternatif pengganti zat perusak ozon. Zat perusak ozon adalah bahan kimia sintetik yang, ketika dilepaskan, dapat mencapai lapisan atmosfer bagian atas dan merusak lapisan ozon yang melindungi Bumi dari radiasi ultraviolet berbahaya. Meskipun gas-F tidak merusak lapisan ozon seperti zat perusak ozon, mereka tetap memberikan kontribusi signifikan terhadap pemanasan global.
Protokol Kyoto dan Perjanjian Paris, yang bertujuan untuk mengoordinasikan upaya global dalam mengatasi perubahan iklim, mencakup tujuh jenis gas rumah kaca utama berikut ini:
* Karbon dioksida (CO2): Secara alami, CO2 dihasilkan oleh hewan selama proses respirasi dan melalui dekomposisi biomassa. Selain itu, CO2 juga dilepaskan ke atmosfer melalui pembakaran bahan bakar fosil serta berbagai reaksi kimia. Sebaliknya, tumbuhan memiliki kemampuan untuk menghilangkan CO2 dari atmosfer melalui proses fotosintesis.
Dalam fotosintesis, tumbuhan mengubah energi matahari menjadi energi kimia dan mengubah CO2 serta air menjadi gula dan oksigen. CO2 yang diserap oleh tumbuhan akan tersimpan hingga tumbuhan tersebut mati. Inilah sebabnya mengapa hutan memainkan peran yang sangat penting dalam penyerapan dan penyimpanan karbon.
* Metana (CH4): Metana, sebuah gas yang tidak berwarna, merupakan komponen utama dari gas alam. Emisi metana berasal dari berbagai sumber, termasuk produksi dan transportasi batu bara, gas alam, dan minyak bumi.
Selain itu, praktik peternakan dan pertanian, perubahan penggunaan lahan, serta pembusukan limbah organik di tempat pembuangan sampah juga berkontribusi terhadap emisi metana. Pada tahun 2021, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan tercatat sebagai sumber utama emisi metana.
* Dinitrogen oksida (N2O): Gas ini terutama dihasilkan sebagai produk sampingan dari aktivitas mikroba di dalam tanah dan penggunaan pupuk yang mengandung nitrogen. Proses pembakaran kayu dan produksi bahan kimia juga turut menyumbang pada emisi N2O.
Gas ini dilepaskan melalui kegiatan pertanian dan industri, serta melalui perubahan penggunaan lahan, pembakaran bahan bakar fosil dan limbah padat, dan pengolahan air limbah. Data Uni Eropa menunjukkan bahwa pada tahun 2021, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan merupakan sektor dengan emisi dinitrogen oksida tertinggi.
* Hidrofluorokarbon (HFC): HFC merupakan kelompok gas yang menyumbang sekitar 90% dari total emisi gas terfluorinasi. Uni Eropa memiliki target untuk secara bertahap menghapuskan penggunaan HFC pada tahun 2050. HFC umumnya digunakan sebagai zat pendingin dalam lemari es, freezer, AC, dan pompa panas.
Baca Juga: Mengapa Pemanasan Global dapat Menyebabkan Kepunahan Spesies?