Nationalgeographic.co.id—Pemanasan global telah mengubah dinamika ibadah haji. Setiap tahun, jutaan jemaah dari seluruh dunia berbondong-bondong menuju Mekkah untuk menjalankan ibadah haji.
Namun, perubahan iklim menghadirkan tantangan baru. Suhu yang semakin tinggi dan kondisi cuaca yang ekstrem meningkatkan risiko kesehatan bagi para jemaah. Terutama, risiko kematian akibat panas dan heatstroke menjadi lebih besar.
Kematian jemaah haji saat ini adalah gambaran awal dari apa yang akan terjadi di masa depan. Dengan perubahan iklim yang terus berlanjut, puluhan juta umat Muslim yang akan menjalankan ibadah haji dalam beberapa dekade mendatang harus memahami risiko dan mengambil langkah-langkah pencegahan.
Ratusan jemaah haji tewas karena cuaca panas
Ibadah haji tahun 2024 di Mekkah, Arab Saudi, telah menelan korban dengan ratusan jemaah meninggal dunia. Pada Selasa (18/6/2024), diplomat Arab Saudi melaporkan bahwa setidaknya 550 jemaah meninggal selama pelaksanaan ibadah haji.
Dari total 550 jemaah yang meninggal, sebagian besar berasal dari kamar mayat rumah sakit di lingkungan al-Muaisem di Mekkah, yang merupakan salah satu kamar mayat terbesar di kota tersebut. Jumlah korban termasuk 323 warga Mesir dan 60 warga Yordania.
Selain itu, kematian jemaah haji juga telah dikonfirmasi dari negara-negara lain seperti Indonesia, Iran, Senegal, Tunisia, dan wilayah otonomi Kurdistan di Irak. Khusus untuk Indonesia, Kementerian Kesehatan RI melaporkan penambahan 22 kasus kematian jemaah haji, sehingga total mencapai 166 jiwa.
Menurut laporan dari The Guardian pada Rabu (19/6/2024), sebagian besar kematian jemaah haji tahun ini disebabkan oleh penyakit yang terkait dengan panas. Hal ini terjadi terutama setelah suhu mencapai 51,8 derajat Celsius di Mekkah. Situasi ini semakin memperburuk karena perubahan iklim global.
AFP juga menghitung jumlah total jemaah yang dilaporkan meninggal selama ibadah haji, dan angkanya mencapai 645 orang. “Semua dari mereka (warga Mesir) meninggal karena kepanasan, kecuali satu orang yang menderita luka fatal dalam kerumunan kecil,” kata salah satu diplomat Arab.
Jemaah Tak Terdaftar Makin Rentan
Setiap tahun, puluhan ribu jemaah mencoba menjalankan ibadah haji tanpa mendaftar atau membayar izin resmi, yang bisa mahal.
Baca Juga: Kisah Seorang Indo Menipu Jemaah Haji dalam Catatan Sejarah Kolonial
KOMENTAR