Nationalgeographic.co.id—Sepak terjang orang indo di zaman Hindia Belanda selalu menarik untuk dibaca kembali. Indo adalah sebutan bagi keturunan campuran dari orang Eropa dengan pribumi di Hindia Belanda.
Ada satu nama indo yang cukup menggemparkan di zamannya, tatkala ia menipu dan merugikan jemaah haji. Orang indo itu bernama Johanes Gregorius Marianus Herklots.
Dia lebih dikenal sebagai Herklots, sang calo biro jemaah haji. Herklots dalam laman website Open Archives (Nederlandsche) lahir di Indramayu.
Seorang keturunan Belanda-Indramayu ini dilahirkan pada 28 Mei 1857 di Indramayu, Hindia Belanda. Lingkungan pesisir Indramayu, membuat Herklots muda terbatas pada kemampuan bahasa Belanda pasar.
Ketika remaja, Herklots berpindah ke Tanah Abang, Batavia. Di sana, ia mulai mengenal tentang birokrasi agen perjalanan, lebih khusus tentang agen perjalanan Haji. Alhasil, "Herklots bekerja untuk agen perusahaan perjalanan haji Firma Knowles & Co," tulis Siti Rahmawati.
Siti menulis dalam skripsinya berjudul "Kebijakan Hindia Belanda Terhadap Haji di Batavia Pada Tahun 1859 dan 1922" yang diterbitkan pada tahun 2018. Firma ini sudah dikenal kredibilitasnya dalam melancarkan perjalanan jemaah haji di Batavia, terlebih di Hindia Belanda.
Keukenis, pemilik firma Knowles & Co., sangat puas dengan kinerja Herklots. Kegigihan dan etos kerjanya selama beragen dengan firma Keukenis itu, membuatnya dipercaya untuk membangun cabang di Arab Saudi.
Ia kelak melayani perjalanan pulang jemaah dari Makkah menuju Batavia. "Laporan konsul Belanda di Jeddah menyebut bahwa Herklots telah singgah di sana pada 27 Februari 1893," tulis Siti.
Bersamaan dengan itu, pimpinan firma Knowles & Co. juga melayangkan permohonan kepada konsul Belanda di Jeddah untuk memberi izin dan pengawasan kepada Herklots selama berada di sana.
Berkat izin dan perlindungan dari konsul Belanda di Jeddah, Herklots memulai bisnis travel hajinya untuk memulangkan para jemaah ke Jawa. Bisnisnya dimulai dengan cara mencarter kapal api British India Steam Navigation Company Limited.
Ia juga memainkan perannya lewat reklame-reklame tentang pelayanan yang istimewa, jika para jemaah menggunakan jasanya. Modalnya yang tak begitu banyak, ditopang oleh syarif besar di Makkah.
Menariknya, ia menipu syarif besar Makkah dengan mengubah namanya menjadi Abdul Hamid. Hal itu ia lakukan lantaran sang syarif tak akan mau membantu seorang non-muslim dalam mengendalikan agen perjalanan haji. Syarif itu kemudian menyumbang f.150.000 (gulden) kepada Abdul Hamid alias Herklots.
Source | : | Repository UIN Jakarta |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR