Nationalgeographic.co.id—Opor ayam menjadi salah satu hidangan khas yang tak pernah absen di meja makan saat Idulfitri. Kuahnya yang gurih dan lezat berasal dari santan, bahan utama yang memberikan cita rasa khas pada masakan ini.
Namun, di balik kelezatannya, santan sering dikaitkan dengan berbagai isu kesehatan, seperti kolesterol tinggi dan risiko penyakit jantung.
Lalu, bagaimana sebenarnya pengaruh santan dalam opor ayam terhadap kesehatan? Simak selidik ilmiahnya berikut ini.
Seperti diketahui, untuk membuat santan, seseorang akan memarut atau mengikis daging kelapa tua, lalu memerasnya melalui saringan, seperti kain kasa, untuk mengekstrak cairannya. Santan kental mengandung lebih banyak lemak dibandingkan santan encer.
Santan bisa berupa kental atau encer. Santan encer berasal dari ampas kelapa yang tersisa di dalam kain kasa setelah pemerasan pertama. Produsen biasanya mencampurkan ampas ini dengan air hangat, lalu menyaringnya kembali menggunakan kain kasa. Hasilnya adalah cairan yang lebih encer.
Agar santan tetap stabil dan tidak terpisah, produsen menambahkan zat penstabil sehingga teksturnya tetap halus. Santan juga tersedia dalam bentuk bubuk sebagai alternatif praktis.
Manfaat Kesehatan Utama dari Santan
Melansir laman Medical News Today, penelitian menunjukkan bahwa santan dapat membantu menurunkan berat badan, meningkatkan kesehatan jantung, dan memperkuat sistem kekebalan tubuh. Berikut adalah manfaatnya secara lebih rinci.
1. Menurunkan Berat Badan
Santan mengandung jenis lemak yang disebut medium-chain triglycerides (MCTs). MCTs dapat merangsang produksi energi melalui proses yang disebut termogenesis, yaitu produksi panas dalam tubuh.
Baca Juga: Semarak Perayaan Idulfitri, dari Kekaisaran Ottoman Hingga Mesir Kuno
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa MCTs dapat membantu:
- Mengurangi berat badan dan penumpukan lemak dalam tubuh.
- Membantu rasa kenyang lebih lama setelah makan, sehingga mengurangi asupan kalori.
- Meningkatkan sensitivitas insulin, yang berpotensi mendukung penurunan berat badan.
- Meningkatkan daya tahan saat berolahraga.
Insulin sendiri merupakan hormon penting yang berperan dalam pemecahan glukosa dan pengendalian kadar gula darah.
Sebuah penelitian pada tahun 2020 menemukan bahwa tikus yang mengonsumsi santan lebih mungkin mengalami penurunan berat badan dan lemak visceral dibandingkan dengan tikus yang mengonsumsi jenis susu lainnya atau pola makan berbeda.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kombinasi antara santan dan pola makan tinggi protein dapat membantu mengurangi atau mengontrol lemak perut, penambahan berat badan, nafsu makan, kadar kolesterol, dan trigliserida.
Namun, berbagai faktor lain juga dapat memengaruhi berat badan seseorang, seperti tingkat aktivitas fisik dan jumlah makanan yang dikonsumsi.
Selain itu, santan memiliki kandungan lemak dan karbohidrat yang cukup tinggi, sehingga konsumsi berlebihan dapat menyebabkan kenaikan berat badan.
Oleh karena itu, diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami lebih lanjut bagaimana santan memengaruhi berat badan secara keseluruhan.
2. Kesehatan Jantung
Beberapa bukti menunjukkan bahwa asam laurat, salah satu antioksidan yang terdapat dalam santan, dapat membantu mencegah stroke dan penyakit jantung.
Penelitian pada hewan juga menunjukkan bahwa kombinasi antara pola makan tinggi protein dan santan dapat membantu mengontrol kadar kolesterol.
Baca Juga: Kakh, Kue Khas Idulfitri di Mesir yang Berasal dari Zaman Firaun
Namun, hingga saat ini, belum ada cukup bukti yang memastikan bahwa santan benar-benar bermanfaat bagi kesehatan jantung. Selain itu, santan mengandung jenis lemak yang sama dengan minyak kelapa, yaitu lemak jenuh.
Terlalu banyak lemak jenuh dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL atau yang sering disebut sebagai "kolesterol jahat". Oleh karena itu, American Heart Association (AHA) tidak merekomendasikan konsumsi minyak kelapa secara rutin, karena bukti menunjukkan bahwa minyak kelapa dapat meningkatkan kadar LDL dalam tubuh.
3. Perlindungan Antioksidan dari Penyakit
Santan mengandung fenol, yang merupakan senyawa antioksidan alami.
Saat tubuh melakukan metabolisme dan proses biologis lainnya, ia menghasilkan produk limbah yang disebut radikal bebas atau reactive oxygen species (ROS).
Jika radikal bebas menumpuk dalam tubuh, mereka dapat menyebabkan stres oksidatif, yang dapat merusak sel-sel tubuh dan meningkatkan risiko berbagai penyakit, termasuk kanker dan penyakit jantung.
Antioksidan berperan penting dalam membantu tubuh melawan atau menghilangkan radikal bebas, sehingga dapat melindungi tubuh dari penyakit.
Sebuah studi pada tahun 2015 menemukan bahwa santan asal Malaysia memiliki aktivitas antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan susu kambing dan susu sapi.
Penelitian lain dari tahun 2020 menunjukkan bahwa kandungan fenolik dalam kelapa dapat membantu melindungi lipid, protein, dan DNA dalam tubuh dari kerusakan akibat stres oksidatif.
4. Kandungan Gizi dalam Santan
Santan memiliki kadar lemak jenuh yang tinggi, sehingga tergolong sebagai makanan yang kaya kalori.
Baca Juga: Refleksi Lebaran Idulfitri: Ketidakseimbangan Kota dan Desa
Selain itu, santan juga mengandung berbagai vitamin dan mineral, meskipun kandungan gizinya bisa bervariasi tergantung jenis produk. Misalnya, minuman santan memiliki profil nutrisi yang berbeda dibandingkan santan kalengan untuk memasak.
Berikut adalah profil gizi dalam 240 gram (sekitar 1 cangkir) santan mentah tanpa pemanis yang biasa digunakan untuk memasak:
- Kalori: 552
- Air: 162 g
- Protein: 5,5 g
- Lemak: 57,1 g
- Karbohidrat: 13,3 g
- Kalsium: 38,4 mg
- Kalium: 631 mg
- Magnesium: 88,8 mg
- Zat besi: 3,94 mg
- Vitamin C: 6,72 mg
Sementara itu, berikut adalah profil gizi dalam 244 gram (sekitar 1 cangkir) minuman santan manis:
- Kalori: 75,6
- Air: 231 g
- Protein: 0,51 g
- Lemak: 5,08 g
- Karbohidrat: 7,12 g
- Kalsium: 459 mg
- Kalium: 46,4 mg
Minuman santan ini tidak mengandung vitamin C, tetapi biasanya telah diperkaya dengan kalsium serta vitamin A, B12, dan D2 untuk meningkatkan nilai gizinya.
Risiko Konsumsi Santan
Meskipun santan memiliki manfaat kesehatan jika dikonsumsi dalam jumlah moderasi, konsumsi berlebihan dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan.
1. Kandungan Kalori dan Lemak Tinggi
Santan mengandung kalori dan lemak dalam jumlah tinggi. Jika dikonsumsi berlebihan bersamaan dengan pola makan kaya karbohidrat, hal ini dapat menyebabkan peningkatan berat badan.
2. Kurangnya Asupan Nutrisi Tertentu
Menggantikan susu sapi dengan santan bisa membuat seseorang kurang mendapatkan kalsium, vitamin D, dan vitamin A. Oleh karena itu, jika memilih santan sebagai alternatif susu, penting untuk memastikan produk yang dikonsumsi telah diperkaya dengan nutrisi tersebut atau mendapatkan nutrisi dari sumber makanan lain.
3. Alergi Santan
Meskipun Food and Drug Administration (FDA) mengklasifikasikan kelapa sebagai kacang pohon (tree nuts), secara teknis kelapa adalah buah. Oleh karena itu, memiliki alergi terhadap kacang pohon tidak selalu berarti seseorang juga alergi terhadap kelapa atau produk turunannya.
Penelitian menunjukkan bahwa alergi terhadap kelapa tergolong langka.
Namun, sebuah tinjauan penelitian pada tahun 2020 mengingatkan bahwa reaksi alergi terhadap kelapa bisa sangat parah jika terjadi. Selain itu, individu keturunan Afrika-Amerika dan Asia-Amerika mungkin memiliki risiko sedikit lebih tinggi untuk mengalami alergi kelapa.
Bagi mereka yang memiliki alergi terhadap kelapa, mengonsumsi santan harus dihindari sepenuhnya.
Gejala alergi kelapa mirip dengan alergi makanan lainnya, seperti:
- Ruam kulit atau gatal-gatal (urtikaria)
- Pembengkakan pada wajah, bibir, atau tenggorokan
- Sesak napas atau mengi
Dalam beberapa kasus, reaksi alergi bisa berkembang menjadi anafilaksis, yaitu reaksi alergi parah dan mengancam jiwa yang menyebabkan pembengkakan, kesulitan bernapas, serta tekanan darah menurun drastis.