Tiga Perempat Penduduk Bumi 'Muak' dengan Politisi, Demokrasi Tak Lagi Menarik?

By Ade S, Kamis, 27 Maret 2025 | 19:03 WIB
Suasana rapat paripurna DPR RI di Kompleks Parlemen pada Selasa (10/9/2024). (Rahel/KOMPAS.com)

Di Eropa, sayap kanan populis meraih kemenangan dan diperkirakan akan terus bertambah. Namun, secara global, tidak ada kesamaan ideologi dalam ketidakbahagiaan ini.

Dalam survei Pew di 24 negara demokrasi, rata-rata 74% responden merasa politisi tidak peduli dengan pendapat mereka. Sebanyak 42% merasa tidak ada partai politik yang mewakili pandangan mereka.

"Ini tentang ekonomi dan budaya, tetapi juga tentang fungsi politik itu sendiri," kata Richard Wike, direktur pelaksana Pew's Global Attitudes Research, mengutip polarisasi pemilih ke dalam kubu yang saling berperang.

"Hal ini dapat menyebabkan situasi di mana politik dipandang sebagai permainan zero-sum. Orang-orang melihat ancaman eksistensial yang lebih besar dari pihak lain, dan itu membuat orang tidak bahagia tentang demokrasi."

Para ahli mengatakan ada satu pengecualian penting: negara-negara dengan pemimpin populis anti-kemapanan yang kuat dari berbagai ideologi. Levitsky mengatakan tokoh-tokoh populis di luar sistem semakin banyak menang.

Tanda Peringatan bagi Demokrasi dan Beberapa Pengecualian

Di Meksiko, Presiden sayap kiri Andrés Manuel López Obrador telah menyelesaikan masa jabatannya. Namun, penerusnya, Claudia Sheinbaum, memenangkan pemilihan presiden.

Di Argentina, presiden terpilih Javier Milei, seorang "anarko-kapitalis," tetap populer meskipun masalah ekonomi negara terus berlanjut setelah reformasi.

"Saya tidak pernah tertarik pada politik karena tidak ada yang pernah berubah," kata Sebastian Sproviero, seorang insinyur berusia 37 tahun di sebuah konser Buenos Aires yang menampilkan Milei menyanyikan lagu-lagu rock. "Sekarang sudah berubah."

Di India, Perdana Menteri Narendra Modi dikritik karena dianggap mengikis demokrasi. Namun, survei Pew menemukan India memiliki dukungan tertinggi untuk bentuk pemerintahan yang lebih otoriter. Dua pertiga responden mendukung sistem pemimpin yang kuat.

Meskipun demikian, bahkan pemerintahan seperti Modi menghadapi ketidakpuasan. Modi tampaknya memenangkan masa jabatan ketiga dalam pemilu yang berakhir pada hari Selasa. Namun, partainya tampil kurang baik dan mungkin perlu berkoalisi.

Baca Juga: Kenapa para Politisi Sangat Suka Berbohong? Ini Jawaban Ilmiahnya