Orang-Orang yang Mencoba 'Menerobos' Pulau Sentinel dan Nasib Mereka

By Tatik Ariyani, Senin, 31 Maret 2025 | 18:00 WIB
Suku Sentinel
Suku Sentinel ()

Tahun 1880

Pada akhir tahun 1800-an, India dianggap sebagai salah satu pos terdepan kolonial Inggris. Para perwira Inggris mengatur berbagai komunitas di wilayah tersebut, sering kali dengan kekerasan.

Seorang perwira angkatan laut Inggris, Maurice Vidal Portman, mengawasi Kepulauan Andaman dan Nicobar dan mendokumentasikan suku-suku Andaman pada akhir tahun 1800-an.

Portman dan timnya menjelajah ke Sentinel Utara pada tahun 1880. Mereka bertemu dengan pasangan tua dan empat anak. Portman dan timnya kemudian menculik pasangan tua dan anak-anaknya dan membawa mereka ke Port Blair, ibu kota Kepulauan Andaman dan Nicobar.

Pasangan tua yang dibawa itu "jatuh sakit dengan cepat" dan meninggal, mungkin karena kurangnya kekebalan terhadap penyakit yang dibawa oleh Inggris. Setelah itu, anak-anak mereka dikirim kembali ke pulau Sentinel dengan membawa hadiah.

Portman menulis dalam akunnya dan mengatakan bahwa ia menyesal telah memperkenalkan dirinya kepada orang Andaman.

"Hubungan mereka dengan orang luar tidak mendatangkan apa pun bagi mereka kecuali keburukan, dan merupakan suatu hal yang sangat saya sesalkan bahwa ras yang menyenangkan seperti itu punah dengan begitu cepat," katanya dalam sebuah pidato di Royal Geographical Society, London.

Antropolog dari India menghabiskan puluhan tahun untuk menjalin hubungan dengan suku Sentinel yang terisolasi. Apakah ia berhasil? (Raghubir Singh/National Geographic)

Tahun 1896

Pada tahun 1896, seorang narapidana Hindu melarikan diri dari koloni hukuman utama Inggris di Pulau Andaman Besar dengan rakit darurat dan mendarat di Sentinel Utara.

Beberapa hari kemudian, tim pencari menemukan jasadnya "tertusuk anak panah di beberapa tempat dan lehernya terpotong," menurut The American Scholar.

Baca Juga: Pesan Lantang Suku Sentinel yang Memilih Hidup dalam Keterasingan