7 Fenomena Langit Malam di Bulan April: Hujan Meteor hingga Bulan Pink

By Ricky Jenihansen, Rabu, 2 April 2025 | 12:30 WIB
Bulan meredup, meteor beterbangan, dan planet-planet menari—inilah fenomena langit paling menakjubkan yang terjadi bulan ini.
Bulan meredup, meteor beterbangan, dan planet-planet menari—inilah fenomena langit paling menakjubkan yang terjadi bulan ini. (NASA)

Nationalgeographic.co.id—Bulan April menghadirkan berbagai fenomena langit yang menarik, mulai dari gugus bintang, kesejajaran planet, hujan meteor, hingga fenomena langka seperti mikrobulan.

Baik Anda seorang pengamat bintang berpengalaman atau hanya ingin menikmati keindahan langit malam, berikut beberapa peristiwa astronomi yang patut Anda saksikan di bulan April.

1. Bulan Dekat Gugus Bintang Pleiades – 1 April

Pada tanggal 1 April, Anda bisa melihat bulan sabit yang melintas di dekat Pleiades, salah satu gugus bintang paling terang dan mudah dikenali dengan mata telanjang.

Terletak sekitar 410 tahun cahaya dari Bumi di rasi bintang Taurus, Pleiades—yang juga dikenal sebagai “Tujuh Bersaudari”—tampak sebagai sekumpulan bintang yang berdekatan.

Meskipun gugus ini sebenarnya terdiri dari lebih dari 1.000 bintang, hanya sekitar enam di antaranya yang cukup terang untuk terlihat tanpa bantuan teleskop atau teropong.

Bintang-bintang muda ini, yang diperkirakan berusia kurang dari 100 juta tahun, memiliki suhu yang sangat tinggi dan memancarkan cahaya biru terang yang dapat dengan mudah diamati dari Bumi.

2. Bulan Purnama "Pink Moon" — 13 April

Bulan purnama di bulan April dikenal sebagai "Pink Moon." Namun, nama ini tidak merujuk pada warna bulan, melainkan pada waktu kemunculannya.

Nama ini dipopulerkan oleh Farmers’ Almanac dan berakar dari tradisi masyarakat adat Amerika Utara yang mengaitkannya dengan mekarnya bunga moss pink atau creeping phlox, salah satu bunga liar pertama yang muncul di musim semi.

Menariknya, bulan purnama ini juga merupakan micromoon, kebalikan dari supermoon. Fenomena ini terjadi saat Bulan berada pada titik terjauh dari Bumi dalam orbit elipsnya, yang disebut apogee.

Baca Juga: Sains di Balik Bulan Darah: Dari Asal Warna 'Darah' sampai Cara Melihatnya

Pada 13 April, Bulan akan berjarak sekitar 405.000 km dari Bumi dan tampak sedikit lebih kecil serta redup dibandingkan biasanya.

3. Penjajaran Empat Planet — 17 April

Bagi mereka yang berada di Belahan Bumi Selatan, fajar pada 17 April akan menyajikan pemandangan spektakuler: Merkurius, Venus, Saturnus, dan Neptunus akan membentuk garis lurus rendah di langit timur sebelum matahari terbit.

Tiga planet pertama dapat dilihat dengan mata telanjang, sedangkan Neptunus yang redup sebaiknya diamati menggunakan teleskop atau teropong.

Di Belahan Bumi Utara, fenomena ini juga bisa diamati, meskipun langit yang lebih terang mungkin akan mengurangi visibilitas. Namun, Venus tetap akan bersinar terang karena merupakan objek paling cerah di langit setelah Matahari dan Bulan.

4. Merkurius di Elongasi Barat Maksimum — 21

AprilBagi yang ingin mengamati Merkurius, 21 April adalah waktu terbaik saat planet ini mencapai elongasi barat maksimum, yaitu titik terjauh dari Matahari dalam orbitnya.

Karena Merkurius mengorbit sangat dekat dengan Matahari, ia sering tertutupi oleh cahaya Matahari.

Oleh karena itu, elongasi maksimum adalah saat terbaik untuk mengamatinya, terutama saat fajar. Namun, pastikan untuk tidak melihat langsung ke arah Matahari, terutama saat menggunakan teleskop atau teropong, guna menghindari kerusakan mata.

5. Hujan Meteor Lyrid — 21-22 April

Puncak hujan meteor Lyrid diperkirakan terjadi pada malam 21 hingga 22 April, dengan intensitas sekitar 18 meteor per jam dalam kondisi langit ideal. Hujan meteor ini berlangsung dari 17 hingga 26 April, tetapi puncaknya pada dua malam tersebut memberikan peluang terbaik untuk mengamati fenomena ini.

Namun, cahaya Bulan yang masih 40 persen purnama bisa sedikit menghalangi visibilitas meteor yang lebih redup.

Lyrid mendapatkan namanya dari rasi bintang Lyra, karena meteor-meteor ini tampak berasal dari area tersebut. Sumber hujan meteor ini adalah komet C/1861 G1 Thatcher, menjadikannya salah satu hujan meteor tertua yang pernah tercatat, dengan pengamatan pertama lebih dari 2.700 tahun lalu.

6. "Wajah Tersenyum" di Langit — 25 April

Pada 25 April, langit pagi akan memperlihatkan fenomena unik yang menyerupai wajah tersenyum. Venus dan Saturnus akan tampak berdekatan, bersama dengan Bulan sabit tua yang akan melengkapi tampilan seperti senyuman.

Selain itu, pengamat langit dapat mencari fenomena earthshine, yaitu cahaya redup yang terlihat di bagian Bulan yang tidak terkena sinar Matahari. Fenomena ini terjadi akibat pantulan cahaya Matahari dari Bumi ke permukaan Bulan dan paling mudah diamati sesaat sebelum matahari terbit atau setelah matahari terbenam.

7. Kondisi Optimal untuk Mengamati Bintang — 27 April

Pada 27 April, langit malam akan menjadi sangat gelap berkat fase Bulan baru, menciptakan kondisi ideal untuk mengamati objek-objek langit yang redup, seperti nebula, galaksi, dan gugus bintang yang biasanya sulit terlihat karena cahaya Bulan.

Meskipun tidak terlihat di langit malam, Bulan pada hari ini sebenarnya adalah supermoon, yaitu saat Bulan berada di titik terdekatnya dengan Bumi dalam orbitnya, yang disebut perigee.