Jadi Ancaman, Bagaimana Pemanasan Global Mengubah Kehidupan di Bumi?

By Ricky Jenihansen, Minggu, 20 April 2025 | 12:00 WIB
Orang-orang melihat 'Floating Earth' karya seniman Luke Jerram di sebuah danau perkotaan di Wigan, Inggris. Patung tersebut menarik perhatian pada pemanasan global, kenaikan suhu di seluruh dunia yang menyebabkan perubahan iklim yang besar.
Orang-orang melihat 'Floating Earth' karya seniman Luke Jerram di sebuah danau perkotaan di Wigan, Inggris. Patung tersebut menarik perhatian pada pemanasan global, kenaikan suhu di seluruh dunia yang menyebabkan perubahan iklim yang besar. (Photograph by Christopher Furlong, Nat Geo Image Collection)

Artinya, metana bisa menyebabkan lonjakan pemanasan dalam waktu singkat, tetapi pengurangan emisi metana juga dapat memberikan dampak cepat dalam menahan laju peningkatan suhu global.

Sumber utama metana berasal dari sektor pertanian—terutama dari peternakan—serta dari kebocoran dalam proses produksi minyak dan gas, dan dari limbah yang membusuk di tempat pembuangan akhir (TPA).

Apa Dampak dari Pemanasan Global?

Salah satu dampak paling mengkhawatirkan dari pemanasan global adalah pengaruh kenaikan suhu terhadap wilayah kutub dan gletser di pegunungan. Kawasan Arktik, misalnya, mengalami pemanasan empat kali lebih cepat dibandingkan rata-rata wilayah lain di planet ini.

Akibatnya, habitat es yang penting bagi kehidupan di sana semakin menyusut, dan pola angin jet stream terganggu—memicu cuaca yang semakin sulit diprediksi di berbagai belahan dunia.

Pemanasan global tidak hanya berarti suhu udara menjadi lebih panas. Pemanasan ini juga memengaruhi pola curah hujan, menjadikannya lebih ekstrem. Untuk setiap kenaikan satu derajat Celcius, udara mampu menampung sekitar tujuh persen lebih banyak uap air. Akumulasi kelembapan ini dapat memicu banjir bandang, badai yang lebih kuat dan merusak, bahkan secara paradoks, juga hujan salju yang lebih lebat.

Para ilmuwan terkemuka di dunia secara rutin berkumpul untuk meninjau hasil riset terbaru tentang perubahan kondisi Bumi. Temuan-temuan ini dirangkum dalam laporan berkala yang dikenal sebagai Laporan Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC).

Salah satu laporan komprehensif IPCC mengungkap betapa luas dan mengganggunya dampak dari kenaikan suhu global:

Terumbu karang kini menjadi salah satu ekosistem yang paling terancam punah. Saat suhu air laut meningkat, karang mengalami stres dan mengusir alga yang memberi mereka warna dan energi. Proses ini dikenal sebagai coral bleaching atau pemutihan karang. Dalam kondisi lemah seperti ini, karang lebih rentan mati.

Pohon-pohon mati akibat kekeringan dalam skala besar, yang pada gilirannya mengubah struktur dan fungsi ekosistem hutan.

Suhu tinggi dan curah hujan yang tidak menentu juga menyebabkan kebakaran hutan makin sering dan meluas, bahkan mulai terjadi di wilayah timur Amerika Serikat yang sebelumnya jarang terdampak.

Badai semakin merusak dan membawa lebih banyak hujan, meningkatkan potensi kerusakan infrastruktur dan lingkungan. Beberapa ilmuwan bahkan menyatakan bahwa kita mungkin perlu menambahkan kategori baru, yaitu Kategori 6, dalam sistem klasifikasi badai yang saat ini hanya sampai Kategori 5.