Ponsel disingkirkan, tidak ada surat kabar, televisi, surat atau pesan yang diizinkan. Kapel juga dibersihkan dari alat penyadap sebelum dan selama konklaf.
Para kardinal tidur dan makan di sebuah asrama yang dibangun khusus, Casa Santa Martha, dekat Kapel Sistina. Casa Santa Martha juga menjadi tempat Paus Fransiskus tinggal selama 12 tahun terakhir ia memimpin.
Konklaf dimulai dengan perayaan misa, setelah itu musyawarah dan pemungutan suara dimulai. “Pemungutan suara dilakukan setiap hari, pagi dan sore, hingga seorang kandidat memenangkan mayoritas dua pertiga,” ungkap Sherwood.

Ada waktu istirahat satu hari untuk berdoa dan merenung setelah setiap tujuh pemungutan suara. Sidang kepausan terlama dalam sejarah terkini adalah tahun 1922. Saat itu para kardinal membutuhkan waktu lima hari untuk memilih pemimpin baru mereka.
Setiap pemilih diberikan kartu suara dengan kata-kata eligo in summum pontificem (Saya memilih sebagai paus tertinggi) yang tercetak di bagian atas. Mereka memasukkan nama pilihan, melipat kartu tersebut, dan menjatuhkannya ke dalam piala. Pemungutan suara bersifat rahasia.
Asap hitam atau putih menandakan keputusan
Setelah setiap putaran pemungutan suara, kartu suara dibakar. Bahan kimia ditambahkan untuk membuat asap menjadi hitam atau putih.
Asap hitam yang keluar dari cerobong setinggi 18 meter menunjukkan pemungutan suara yang tidak meyakinkan. Sedangkan asap putih mengumumkan kepada dunia bahwa seorang paus baru telah terpilih.
Kandidat yang terpilih akan ditanya apakah ia menerima pemilihan dan, jika ya, nama mana yang akan dipilihnya sebagai paus. Para kardinal berjanji untuk taat kepada paus baru, yang akan dibawa ke Ruang Air Mata (Room of Tears) yang berdekatan dengan Kapel Sistina.
Di ruangan itu, paus terpilih mengenakan jubah putih dan topi, serta sepatu merah. Tiga set jubah dengan ukuran berbeda akan dibuat oleh penjahit Vatikan.
Dekan kardinal melangkah ke balkon utama Basilika Santo Petrus. Di lapangan akan berkumpul ribuan umat Katolik dan wisatawan.
Dekan Kardinal akan menyatakan: “Annuntio vobis gaudium magnum: Habemus papam” – “Saya umumkan kepada Anda dengan penuh sukacita: Kita memiliki seorang paus.”
---Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik tentang sejarah, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang selalu haus akan pengetahuan yang mendalam.