Asia Selatan: Episentrum Bencana yang Lebih Buruk
Fakta bahwa Asia Selatan adalah rumah bagi lebih dari 1,7 miliar orang memperparah skenario ini. Kepadatan penduduk yang luar biasa di kota-kota, infrastruktur yang seringkali rapuh, dan lanskap politik yang selalu tegang membuat konflik nuklir di kawasan ini jauh lebih dahsyat dibandingkan di tempat lain.
Sebuah ledakan nuklir tunggal di atas kota padat seperti Delhi atau Karachi diperkirakan dapat membunuh lebih dari 1 juta orang seketika. Luka sekunder akibat luka bakar parah, puing-puing yang berhamburan, dan bangunan yang runtuh akan melumpuhkan seluruh kapasitas medis yang ada.
Sebuah simulasi yang dilakukan oleh Princeton pada tahun 2020 tentang konflik nuklir India-Pakistan memperkirakan lebih dari 100 juta kematian dapat terjadi hanya dalam hitungan hari jika kedua belah pihak menggunakan sekitar 100 senjata nuklir saja.
Kota-kota ikonik seperti Mumbai, Lahore, Islamabad, dan Bangalore berpotensi menjadi sasaran utama. Gelombang panas yang intens dari ledakan nuklir akan memicu badai api raksasa yang mampu membakar seluruh lingkungan dan mengubah pemandangan kota menjadi abu. Infrastruktur penting—jalan, bandara, rumah sakit, jaringan listrik—akan lenyap dari peta, memutuskan lifeline bagi jutaan penyintas.
Selain kehancuran fisik, efek radiasi akan menjadi ancaman jangka panjang yang mengerikan. Awan radioaktif akan terbawa angin hingga ratusan bahkan ribuan kilometer dari titik ledakan.
Sungai-sungai vital seperti Indus dan Gangga bisa terkontaminasi, meracuni sumber air bagi jutaan orang dan lahan pertanian. Lahan pertanian yang terpapar radiasi akan menjadi tidak dapat digunakan selama bertahun-tahun atau bahkan puluhan tahun. Hewan ternak akan mati, menambah krisis pangan.
Radiasi yang tersisa di daerah yang terkena dampak akan bertahan selama beberapa dekade, menyebabkan peningkatan dramatis dalam kasus kanker, mutasi genetik pada generasi mendatang, dan keruntuhan ekologis yang luas.
Konsekuensi Global: Riak Kiamat di Seluruh Dunia
Perang nuklir antara India dan Pakistan tidak akan hanya menjadi bencana regional; konsekuensinya akan bergema di seluruh dunia. Selain musim dingin nuklir yang mengancam ketahanan pangan global, dampaknya akan meluas ke berbagai sektor.
Rute perdagangan penting di Samudra Hindia akan terganggu parah, begitu pula pasokan energi dari Teluk yang melewati kawasan tersebut. Pusat-pusat keuangan utama, seperti Mumbai, akan lenyap, memicu gejolak dan keruntuhan pasar keuangan di seluruh dunia.