Dana Indonesiana Tahun 2025 Resmi Dibuka, Kementerian Kebudayaan Kuatkan Pemajuan Kebudayaan untuk Masa Depan Bangsa

By National Geographic Indonesia, Jumat, 9 Mei 2025 | 09:03 WIB
Peresmian Dana Indonesiana Tahun 2025 oleh  Menteri Kebudayaan, Fadli Zon di Graha Utama, Gedung A Lantai 3 Kementerian Kebudayaan, Senin (5/5/2025).
Peresmian Dana Indonesiana Tahun 2025 oleh Menteri Kebudayaan, Fadli Zon di Graha Utama, Gedung A Lantai 3 Kementerian Kebudayaan, Senin (5/5/2025). (Kementerian Kebudayaan)

Nationalgeographic.co.id—Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia kembali membuka pendaftaran untuk penerima manfaat Dana Indonesiana 2025. Program bantuan pemerintah yang ditujukan kepada para pelaku budaya ini diluncurkan secara resmi oleh Menteri Kebudayaan, Fadli Zon di Graha Utama, Gedung A Lantai 3 Kementerian Kebudayaan.

Dalam sambutannya, Menteri Fadli Zon menyebutkan peluncuran Dana Indonesiana adalah momen penting yang menegaskan komitmen kolektif bersama, bahwa negara mempunyai kewajiban untuk pemajuan kebudayaan, sebagai penjaga, penggerak, dan mitra utama ekosistem budaya nasional.

“Melalui Dana Indonesiana, pemerintah dalam hal ini Kementerian Kebudayaan dan LPDP hadir untuk menciptakan skema pendanaan berkelanjutan agar kebudayaan Indonesia, baik warisan, seni, tradisi, pengetahuan adat, maupun inovasi kreatif dapat terus hidup, berkembang, dan menjadi fondasi pembangunan nasional,” ucapnya.

Program Dana Indonesiana merupakan bantuan pemerintah yang ditujukan kepada para pelaku budaya yang disalurkan melalui pemanfaatan Dana Abadi Kebudayaan, sebagaimana amanat yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.

Mengusung tema “Pemajuan Kebudayaan yang Inklusif, Harmonis, dan Berkelanjutan”, Dana Indonesiana 2025 dirancang untuk memperluas akses pendanaan bagi masyarakat, serta memperkuat peran dan partisipasi pelaku budaya dalam menciptakan ekosistem kebudayaan yang dinamis dan berkesinambungan.

Program ini dirancang untuk mengakomodir kebutuhan di sektor kebudayaan, sehingga hasil pengembangan Dana Indonesiana bisa digunakan oleh para pelaku budaya dengan lebih fleksibel.

Lebih lanjut, Menteri Fadli Zon mengatakan bahwa pendanaan publik untuk kebudayaan merupakan hal penting. Tanpa intervensi yang tepat, banyak komunitas, tradisi, dan praktik budaya, terutama yang berskala kecil berisiko terpinggirkan atau bahkan hilang.

“Kita harus memastikan bahwa semua lapisan mendapat kesempatan, dari maestro hingga pelaku baru, dari desa hingga kota, dari artefak bersejarah hingga gagasan inovatif untuk masa depan,” ucapnya.

“Tahun ini, tersedia pembiayaan sekitar 465 miliar rupiah dari hasil pengelolaan Dana Abadi Kebudayaan dengan target lebih dari 1.000 penerima manfaat, baik individu, komunitas, maupun lembaga budaya” papar Menbud Fadli Zon.

Direktur Fasilitasi Riset LPDP turut sampaikan pertumbuhan Dana Abadi yang terus menunjukkan progres positif. “Sejak pertama kali pada tahun 2021 dengan nilai pokok 1 triliun hingga saat ini sudah sebesar 5 triliun. Dengan strategi investasi yang terukur dan prudent, nilai pokok tersebut terus kami kembangkan,” tambahnya.

LPDP berkomitmen penuh untuk memastikan bahwa Dana Abadi Kebudayaan tumbuh secara optimal dan berkelanjutan. Melalui peluncuran Dana Indonesiana Tahun 2025, Ayom Widipaminto berharap dapat lahir gagasan yang lebih berkualitas, kreatif, dan inovatif serta kegiatan hiburan yang tidak hanya menarik, tapi juga memberikan dampak luas bagi masyarakat.

Baca Juga: Penuh Polemik, Situs Gunung Padang akan Segera Kembali Dieksplorasi