Nationalgeographic.co.id—Tyrannosaurus rex atau T-rex kerap digambarkan sebagai predator pemakan daging yang besar. Namun, pada awalnya mereka tidak sebesar itu.
Kerabatnya dari Jurassic Tengah seperti Proceratosaurus panjangnya sekitar tiga meter dan beratnya hanya sekitar 30 kilogram, yang hampir sama dengan anjing Dalmatian. Proceratosaurus sendiri merupakan dinosaurus tyrannosauroid awal yang berukuran kecil dan dianggap sebagai nenek moyang langsung dari T-rex.
Kerabat-kerabat berikutnya bahkan bisa jadi lebih kecil. Misalnya, Dilong yang berusia 125 juta tahun hanya memiliki berat 10 kilogram.
Tyrannosaurus yang lebih besar memang sudah ada sejak awal zaman Kapur, tetapi mereka baru tumbuh menjadi makhluk raksasa setelah peristiwa Cretaceous Thermal Maximum (Pemanasan Maksimum Kapur) sekitar 92 juta tahun silam.
Aktivitas vulkanik dan meningkatnya kadar karbon dioksida menyebabkan suhu global meningkat, dengan suhu lautan sekitar 5 hingga 7ºC lebih tinggi daripada saat ini.
Setelah itu, suhu Bumi turun drastis. Perubahan iklim ekstrem ini diyakini ikut menyebabkan punahnya kelompok dinosaurus predator raksasa lainnya yang dikenal sebagai carcharodontosaurid.
Charlie Scherer, salah satu penulis penelitian, mengatakan bahwa tyrannosaurus berhasil mengambil alih posisi puncak dalam rantai makanan yang kosong.
"Kemungkinan tyrannosaurus tumbuh hingga mencapai ukuran raksasa untuk menggantikan theropoda carcharodontosaurid yang juga berukuran raksasa dan punah sekitar 90 juta tahun lalu," jelas Charlie. “Kepunahan ini kemungkinan menghilangkan hambatan ekologis yang sebelumnya mencegah tyrannosaurus tumbuh sebesar itu."
Karena lebih mampu bertahan dalam suhu yang lebih dingin dibanding para pesaingnya, tyrannosaurus tumbuh menjadi lebih besar dan menjadi predator puncak pada periode Kapur Akhir. Pada sekitar 68 juta tahun lalu, T-rex memiliki panjang 12 meter dan berat hingga sembilan ton—lebih berat dari seekor gajah Afrika.
Selain itu, tyrannosaurus juga mengembangkan rahang yang kuat untuk mencabik mangsa, sehingga lengan mereka tidak diperlukan lagi.
Asal-usul T-rex
Baca Juga: Bagaimana Dinosaurus Mengasuh Anak-Anaknya? Ternyata Berbeda-beda!
Fosil T-rex secara eksklusif ditemukan di Amerika Serikat dan Kanada. Namun, penelitian baru menunjukkan nenek moyangnya menyebar ke benua itu melalui hubungan yang sekarang hilang dengan Siberia.
Meskipun fosilnya hanya pernah ditemukan di Amerika Utara, T-rex justru lebih mirip dengan dinosaurus Asia seperti Tarbosaurus dibandingkan dengan kerabatnya di Amerika Utara.
Dengan menggabungkan informasi mengenai fosil dan pohon evolusi tyrannosaurus dan kerabat dekatnya, megaraptor, tim peneliti internasional telah memutuskan bahwa nenek moyang T-rex berasal dari Asia.
Cassius Morrison, seorang mahasiswa PhD yang memimpin penelitian tersebut, mengatakan bahwa dinosaurus mencapai Amerika Utara lebih dari 70 juta tahun yang lalu dengan menyeberangi jembatan darat.
Cassius menjelaskan, "Model kami menunjukkan bahwa 'kakek-nenek' T-rex kemungkinan besar datang ke Amerika Utara dari Asia, menyeberangi Selat Bering di antara wilayah yang sekarang disebut Siberia dan Alaska."
Menurut Cassius, hal ini sejalan dengan temuan penelitian sebelumnya bahwa T-rex lebih dekat hubungannya dengan sepupunya di Asia daripada dengan kerabatnya di Amerika Utara seperti Daspletosaurus.
Temuan Cassius, dan timnya menunjukkan bahwa, meskipun puluhan fosil T-rex telah ditemukan di Amerika Utara, fosil leluhur langsungnya mungkin masih belum ditemukan di Asia.
---Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik seputar sejarah, budaya, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang haus akan pengetahuan mendalam dan akurat.