Perubahan Iklim Dapat Memicu Erupsi Gunung Berapi di Seluruh Dunia

By Gita Laras Widyaningrum, Selasa, 22 Mei 2018 | 12:47 WIB
Ilustrasi letusan gunung berapi. (Lutfi Fauziah)

Selain memberikan dampak pada kenaikan air laut dan cuaca, suhu yang menghangat juga memicu erupsi gunung berapi di seluruh dunia.

Letusan gunung berapi memang mengubah iklim ketika ia memuntahkan asap dan abu ke atmosfer. Namun, ini juga berlaku sebaliknya: perubahan iklim dapat menyebabkan erupsi.

Gioachino Roberti, mahasiswa PhD di University of Clermont Auvergne, menjelaskan, gletser mampu menekan erupsi dengan adanya struktur pegunungan yang stabil. Namun, saat suhu semakin menghangat, es yang meleleh menghilangkan kestabilan lereng gunung sehingga menyebabkan tanah longsor dan kehancuran.

Baca juga: BPPTKG: Terjadi Peningkatan Aktivitas, Status Merapi Menjadi

“Bayangkan es sebagai lapisan pelindung -- saat ia meleleh, maka gunung akan runtuh,” kata Roberti.

“Jika gunungnya termasuk aktif, kita akan menemukan masalah lainnya. Gunung berapi merupakan sebuah sistem bertekanan tinggi. Saat tekanan tersebut hilang akibat es yang meleleh, maka bencana akan menghampiri,” tambahnya.

Studi yang dipresentasikan pada European Geosciences Union General Assembly ini mencoba meneliti gunung-gunung di Kanada. Negara ini merupakan rumah bagi ratusan gunung berapi yang masih aktif.

Para peneliti fokus kepada Gunung Meager, gunung berapi tertutup es yang berada di Vancouver utara.

Erupsi terakhir Gunung Meager terjadi 2000 tahun lalu. Namun, penelitian Roberti berfokus pada bencana alam yang belum lama ini terjadi di sana. Pada musim panas 2010, bencana tanah longsor terbesar di Kanada, terjadi di bagian selatan gunung api tersebut.

“Dasar gletser dari lereng gunung mengalami kemunduran selama suhu terpanas di musim itu. Selanjutnya, semua bagian gunung mulai bergerak dengan kecepatan yang sangat tinggi,” jelas Roberti.

Fenomena ini diikuti dengan pembentukan gua es di gletser saat gas vulkanik merembes keluar dari gunung api. “Itu pertama kalinya terjadi di Meager. Ekuilibrium gunung telah berubah,” tambahnya.

Baca juga: Mengapa Letusan Gunung Tambora Menjadi yang Paling Mematikan Dalam Sejarah?