Dalam menyajikan karya foto, LITE menggunakan pendekatan diptychs—menyandingkan dua foto untuk membentuk sebuah makna baru. Foto maneken pakaian dalam dan foto lelehan lilin berwarna merah pun membawa imajinasi penikmat buku untuk membuat sebuah cerita baru. Foto siluet dua pria yang (seakan) sedang berhadapan dan foto pagar penghalang juga mampu menggelitik imajinasi.
Visual kaya rasa yang disajikan di dalamnya, membuat LITE bukan "hanya" menjadi sebuah buku foto, namun juga menjadi sebuah karya visual yang mampu melatih literasi visual para penikmat buku.
Banyak kisah yang ingin dibagikan Agung dalam LITE, termasuk perayaan atas keseruan memotret. Tertarik untuk berdiskusi mengenai buku ini? Agung dapat ditemui di Instagram dengan nama akun @bukulite dan @yuniadhiagung.
Baca juga: Polemik Tanggal dan Tempat Kelahiran Sukarno, Putra Sang Fajar