Mengenang Anthony Bourdain dan Tempat-tempat yang Pernah Dikunjunginya

By Gita Laras Widyaningrum, Sabtu, 9 Juni 2018 | 12:50 WIB
Anthony Bourdain saat berada di Lebanon. (David S Holloway/CNN)

Saya sering memikirkannya; saya merenungkan bagaimana rasanya tinggal di Sardinia atau tempat lain di Italia. Istri saya adalah orang Italia dan dia memiliki keluarga di sana.

Ah tidak, tetapi saya hanya bercanda. Saya adalah penggila kerja – dan menyukai pekerjaan saya. Saya rasa, saya sudah berjodoh dengan New York. Jadi, meskipun saya ingin menghabiskan waktu di tempat lain – seperti menghabiskan pensiun di puncak bukit Tuscany – rasanya seperti menipu diri sendiri.

Namun, jika nanti hal-hal dalam hidup saya tidak berjalan sesuai rencana, dan saya berakhir hidup sendiri serta menjadi pecandu alkohol, saya mungkin akan pergi ke Vietnam.

Apa yang membuat Anda ingin membuka pasar jajanan di New York?

Rasa bangga dan juga iri.

Saya selalu sedih jika mengingat New York tidak memiliki pusat jajanan seperti di Singapura, Kuala Lumpur, dan Hong Kong. Ia seharusnya menjadi kota terbaik di dunia, namun kenyataannya, New York tidak memiliki banyak pilihan makanan.

Jika ada kesempatan untuk mendirikan pasar yang penuh makanan, saya akan bergelung di dalamnya.

Apakah Anda memiliki kiat untuk menjelajahi kuliner pinggir jalan?

Apakah stan-nya ramai? Apakah makanan tersebut populer di kalangan warga lokal? Observasi seperti itu merupakan kunci.

Jika berada di wilayah yang kualitas airnya kurang bagus, saya akan menghindari makan sayuran hijau. Begitu pula dengan suhu ruangan di iklim tropis, mungkin saya akan menghindari daging.

Namun, selain itu, jika stan makanan ramai, saya akan mencicipinya. Taco jalanan yang kebersihannya tidak terjamin, saya akan tetap mencobanya.

Saya pun akan mengonsumsi semua makanan di India apabila tempatnya ramai. Mereka mungkin mencuci piring kotornya di sebelah saya, tapi saya tak peduli, saya akan tetap memakannya.