Perjuangan Orang Kokos Mendapat Pengakuan Sebagai Suku Asli Australia

By Gita Laras Widyaningrum, Senin, 25 Juni 2018 | 18:04 WIB
()

Untuk mendapatkan status “Orang Asli”, kelompok lokal biasanya diharuskan menyediakan bukti memiliki bahasa dan tradisi budaya yang unik dan bertahan lama. Perlu disebutkan bahwa identitas “Orang Asli” biasanya muncul di tempat-tempat yang pernah atau sedang dijajah. Namun, setiap situasi berbeda-beda.

Mendapatkan status “Orang Asli” dapat membantu sebuah kelompok untuk memperkuat legitimasi terhadap tuntutan mereka, terutama ketika berhubungan dengan pemerintah dan industri ekstraktif (industri kehutanan, penambangan, dll).

Orang Kokos pun ingin diakui sebagai Orang Asli di Negeri Australia. Keinginan ini timbul karena sejarah mereka.

Sejarah Orang Kokos

Selama hidup di Dinasti Clunies Ross, Orang Kokos memanen kelapa dan melakukan kerja lainnya. Mereka dibayar mata uang buatan. Mata uang ini dapat dipakai untuk membeli nasi, tepung, gula dan lain-lain di toko milik perusahaan Clunies Ross.

Orang Kokos menambah pokok pangan dengan menangkap ikan dan burung-burung serta memelihara ayam. Dinasti Clunies Ross tidak turut campur urusan agama Orang Kokos. Dengan demikian Orang Kokos mempertahankan budaya Islam Melayu. Ini berarti mereka komunitas Muslim tertua di Australia.

Budaya dan bahasa Orang Kokos juga menyebar dari pulau tersebut. Emigrasi besar-besaran pada tahun 1940an membuat terjadinya sebuah komunitas Orang Kokos di Sabah, Malaysia, yang sekarang diakui sebagai salah satu kelompok etnis Malaysia.

Orang Kokos juga telah beremigrasi ke Pulau Christmas, Singapura dan beberapa lokasi di Australia Barat

Di Kepulauan Kokos sendiri, perhatian internasional yang meningkat terhadap nasib Orang Kokos menghasilkan tuduhan adanya perbudakan. PBB kemudian melakukan investigasi di Pulau Kokos.

Pada tahun 1955, Inggris menyerahkan kedaulatan pulau-pulau tersebut ke Australia, dengan ratifikasi Undang-Undang Kepulauan Kokos (Cocos (Keeling) Islands).

Sejak transfer kedaulatan ini, pemerintah Australia semakin menyoroti situasi ketidakadilan di “kerajaan” Kokos, dan membeli sebagian besar kepulauan tersebut secara paksa dari dinasti Clunies Ross pada 1978.

Dalam sebuah pemungutan suara yang diawasi PBB pada tahun 1984, mayoritas penghuni kepulauan tersebut memilih integrasi dengan Australia. Dengan pemungutan suara ini Orang Kokos berhasil mengikat nasibnya dengan negara Australia untuk kepentingan Kokos sendiri.