Dilansir dari Kompas.com, diketahui bahwa pada hari itu, lima tim kecil dari sekte keagamaan Aum Shinrikyo -- yang masing-masing terdiri dari dua orang -- masuk ke dalam beberapa kereta bawah tanah di stasiun Kasumigakesi. Mereka lalu melepas gas sarin yang berbahaya ke udara. Setelah menggunakan obat penangkal racun kesepuluh orang tersebut pun kabur.
Sementara itu, para penumpang yang berdesakan di dalam kereta mulai dibutakan dan mengalami kesulitan bernapas lalu berebut mencari pintu keluar.
Akibat dari serangan itu 13 orang tewas, sebanyak 5.500 orang dirawat di rumah sakit dan beberapa dari mereka dalam kondisi koma.
Sebagian besar korban sembuh dari dampak gas sarin itu, tetapi sebagian lainnya menderita dampak permanen pada paru-paru, mata, dan sistem pencernaan.
Baca juga: Perjuangan Panjang Menyelamatkan Remaja Thailand yang Terjebak di Gua
Banyak pihak menyatakan, aksi itu dimaksudkan untuk merusak stabilitas Jepang sehingga Asahara dapat menggantikan perdana menteri yang berkuasa kala itu.
Shoko Asahara alias Chizuo Matsumoto didakwa hukuman mati pada 2004. Namun, pada 2012 eksekusinya ditunda karena penangkapan baru terhadap anggota sekte Aum Shinrikyo.
Hidup Asahara akhirnya usai hari ini. Ia menjalani hukuman matinya dengan cara digantung.