Nationalgeographic.co.id - "Tidak mau pakai payung? Nanti pusing kalau kehujanan!"
Kalimat ini mungkin familiar terdengar. Keluarga atau teman sering mengucapkannya ketika kita hendak berjalan di bawah hujan—walau hanya beberapa detik saja.
Mereka mengatakan bahwa air hujan pertama dapat membuat tubuh menjadi sakit, dapat mendatangkan flu, masuk angin, bahkan diare. Tidak sedikit pula yang mengatakan bahwa air hujan pertama juga mengandung sejumlah penyakit.
Baca juga: Partikel Radioaktif Fukushima Terdeteksi Pada Wine di Amerika Serikat
Pertanyaannya, apakah pengetahuan yang selama ini dipegang oleh banyak orang itu benar? Atau hanya mitos belaka?
Kita tahu, saat kedinginan tubuh dipaksa untuk menghasilkan energi secara berlebihan. Jika daya tahan tubuh kita sedang lemah, tubuh tidak dapat mengimbangi adanya perubahan suhu tubuh yang terlalu drastis.
Akibatnya, daya tahan tubuh semakin menurun dan kesehatan pun terganggu. Penyakit yang datang dapat bermacam-macam, seperti influenza, batuk dan flu, deman, diare, atau bahkan gatal-gatal di kulit.
Oleh karena itu, hujan tidak menyebabkan tubuh menjadi sakit. Terutama bila keadaan tubuh sedang baik. Lantas, mengapa banyak orang merasa sakit setelah terkena hujan?
Berada dalam satu ruangan dengan orang yang terinfeksi virus
Virus flu cenderung berkembang biak lebih aktif di dalam ruangan—yang dipenuhi banyak orang—ketika cuaca sedang dingin atau hujan. Pasalnya, pada saat itu orang cenderung saling berdekatan dalam jarak yang berdekatan satu sama lain, sehingga virus dapat menular dengan mudah dan cepat.
Ketika seseorang di dalam ruangan tersebut sedang terkena flu dan bersin tanpa prosedur yang benar, tanpa disadari orang lain di dalam ruangan tersebut akan menghirup udara yang telah terkontaminasi oleh virus flu.
Suhu tubuh rendah