Einstein Juga Manusia, Kehidupannya Tidak Melulu Tentang Hal Genius

By Gregorius Bhisma Adinaya, Kamis, 26 Juli 2018 | 11:56 WIB
Einstein bersantai di beranda rumahnya di Princeton, 1951. (ERNST HAAS, HULTON ARCHIVE/GETTY IMAGES)

2. Kehilangan pekerjaan impian

Pada tahun 1902, Einstein ditunjuk sebagai pemeriksa di sebuah kantor Hak Paten, Swiss, berdasarkan rekomendasi seorang teman. Rekomendasi ini diberikan karena rasa iba orang tersebut. Sebelumnya Einstein ditolak melamar sebagai seorang dosen.

Sejarawan New York University, Matt Stanley menjelaskan, penyebab kegagalan Einstein sebagai seorang dosen sebagian besar adalah kesalahan Einstein sendiri. "Ia bukan siswa yang hebat, ia pun tidak menghormati para profesornya dan banyak membolos kelas karena keyakinannya atas kepastian kelulusan."

Baca juga: Benarkah Manusia Hanya Memakai 10 Persen dari Kemampuan Otaknya?

3. Gemar mabuk-mabukan

Dalam sebuah kartu pos tahun 1915 yang dikirimkan kepada temannya, Conrad Habicht, Einstein menulis, "Kami, celakanya, mabuk berat dan "tewas" di bawah meja."

"Einstein muda rupanya seorang bohemian, bukan sosok orang bijak yang terpikirkan oleh kita saat ini," ungkap Stanley.

Habicht diketahui sebagai salah satu pendiri Olympia Academy di Bern, klub minum-minum di mana orang berkumpul untuk berdebat filosofi dan sains. Belakangan Einstein menyebut kalau klub itu telah berdampak luar biasa pada kariernya.

Albert Einstein dan istrinya, Elsa (Wikimedia Commons)

4. Perceraian

Einstein menikah dengan salah satu rekan fisikawan, Mileva Maric, pada 1903. Perkawinan tersebut penuh dengan dinamika dan berakhir pada 1919.

"Dalam lembar-lembar suratnya kita lihat Einstein muda sedikit pemberontak, dan tidak tahan godaan wanita," terang Stanley. "Ia sempat menjalin beberapa hubungan romantis yang berakhir kurang baik, meski saya kira ia memetik sejumlah pelajaran untuk di kemudian hari," tambahnya.