Einstein Juga Manusia, Kehidupannya Tidak Melulu Tentang Hal Genius

By Gregorius Bhisma Adinaya, Kamis, 26 Juli 2018 | 11:56 WIB
Einstein bersantai di beranda rumahnya di Princeton, 1951. (ERNST HAAS, HULTON ARCHIVE/GETTY IMAGES)

Kemudian Einstein menikahi sepupunya Elsa, pada tahun yang sama dengan tahun perceraiannya dengan Maric.

Baca juga: Cermati! Benda-Benda di Rumah Berpotensi Menjadi Penyebab Kanker

5. Punya anak bergajul

Mengapa Einstein menyebut anaknya 'bajingan' dalam sebuah surat? Ia tentunya amat menyayangi anak-anaknya. Kepada Hans Albert dan Eduard, Einstein selalu menulis surat dalam setiap kepergiannya.

Hidup Eduard harus berbalik tragis ketika ia didiagnosis mengidap skizofrenia di usia 20 tahun. Sedangkan Hans Albert, putra sulungnya, mengalami masalah keuangan. Seperti banyak ayah-ayah lain, Einstein menghadapi persoalan pula dengan anak-anaknya.

6. Melakukan perjalanan untuk "melarikan diri"

Dalam setiap perjalanan yang dilakukan oleh sang genius, ada kisah di baliknya yang tidak banyak diketahui. Einstein pernah pergi bertualang jauh dari negaranya, ia pergi menuju Jepang. Kemudian diketahui bahwa perjalanannya ini adalah sebuah tindakan untuk melewatkan upacara penganugerahan hadiah Nobelnya.

Potongan surat Einstein yang mengungkap pelariannya dari Nazi. (Nate D. Sanders Auctions)

Sang ahli fisika ini mengakui, bahwa pembunuhan Menlu Jerman Walther Rathenau oleh ekstremis sayap-kanan pada tahun itu, adalah salah satu alasan ia harus meninggalkan Jerman untuk sementara waktu.

Einstein juga beremigrasi ke AS dari Eropa. Perjalanan ini dilakukan pada masa kekuasaan Hitler. Einstein juga memilih negara Paman Sam ini sebagai tempat ia menghabiskan sisa hidupnya. Einstein meninggal dunia pada 1955 di Princeton.

Baca juga: Tahun 1800-an, Dokter Resepkan Jenggot Sebagai Penangkal Kuman