Dampak Mengerikan dari Konflik Gajah-Manusia yang Terjadi di India

By Gita Laras Widyaningrum, Senin, 6 Agustus 2018 | 14:34 WIB
Kehilangan habitat membuat gajah-gajah India berkeliaran di permukiman warga. (Manjunath Kiran/AFP)

Nationalgeographic.co.id - Pada hari itu, Yogesh menjadi salah satu dari puluhan orang India yang terinjak gajah hingga meninggal. Meski semua pekerja di perkebunan kopi sadar akan bahaya tersebut, namun peristiwa ini tetap mengejutkan keluarga Yogesh.

“Semuanya terjadi dengan cepat. Gajah tiba-tiba muncul dari semak-semak, menginjak kakakku, lalu pergi begitu saja,” kata Girish, adik laki-laki Yogesh.

Bersama dengan istri dan kedua anaknya, Yogesh tinggal di Karnataka, wilayah yang memiliki jumlah populasi gajah terbesar. Diperkirakan ada enam ribu gajah di sana.

Baca juga: Padang Rumput Pulau Komodo Terbakar, Rokok Diduga Sebagai Penyebabnya

Dahulu, Karnataka menjadi rumah yang aman bagi para gajah. Namun, ketika populasi penduduk di India berkembang hingga 1,3 miliar, banyak orang merambah ke habitat hewan pachyderm tersebut dan membangun kehidupan di sana. Konflik pun tak dapat dihindari dan menimbulkan efek menyakitkan bagi kedua belah pihak.

Pemerintah India menyatakan, 1.100 penduduk meninggal akibat konflik dengan gajah dalam tiga tahun terakhir.

Sementara itu, gajah juga harus membayar harga yang mahal: diketahui ada 700 kematian dalam delapan tahun terakhir.

Beberapa dari mereka mati akibat tersengat listrik, tertabrak kereta, serta dibunuh oleh penduduk setempat yang marah karena keluarganya meninggal atau perkebunannya dirusak gajah.

Penjara gajah

Di Karnataka, penjaga hutan memiliki tugas untuk menangkap gajah yang berkeliaran. Mereka kemudian mengirim gajah-gajah yang dianggap bermasalah ke Dubare Elephant Camp.

J.C Bhaskar, salah satu petugas kamp, mengatakan, meskipun tampak seperti penjara, namun sebenarnya itu adalah pusat rehabilitasi dan pelatihan gajah.

“Kami sudah menyiapkan tempat tersebut sebelum gajah-gajah ditangkap. Kami menyebarkan jerami dan daun-daun agar mereka bisa tinggal dengan nyaman,” katanya kepada AFP.

“Setelah beristirahat, barulah gajah-gajah itu dijinakkan dan dilatih,” imbuh Bhaskar.

Pergelangan kaki gajah dipasang rantai agar ia tidak bisa berkeliaran di sekitar warga. (Manjunath Kiran/AFP)

Salah satu ‘narapidana’ di Dubare Elephant Camp adalah Surya, gajah yang telah menginjak Yogesh dan warga lainnya. Rantai dipasang di pergelangan kaki Surya agar ia tidak kabur.

Selain menjadi pusat pelatihan, Dubare Elephant Camp juga menjadi objek wisata di India. Para turis menghabiskan waktu mereka untuk melihat dan membelai hewan dengan belalai panjang ini.

Peringatan dini

Vinod Khrisnan, aktivis dari organisasi Nature Conservative Foundation (NCF), mengatakan, beberapa cara seperti parit dan pagar bertenaga surya, tidak mampu menghalangi gajah masuk ke pemukiman warga.

“Seperti yang sudah diketahui, tidak ada penghalang fisik yang dapat menghentikannya,” kata Khrisnan.

Keputusan untuk merelokasi warga dari habitat gajah juga hanya akan menimbulkan kemarahan. Oleh sebab itu, pemerintah dan para aktivis hanya menerapkan solusi sementara sekarang.

Baca juga: WWF: Puluhan Penjaga Hutan Meninggal Akibat Dibunuh Pemburu Liar

Menurut Khrisnan, metode paling efektif adalah bekerja sama dengan komunitas lokal, dan berbagi informasi dengan lebih baik.

Organisasinya telah mengembangkan sistem yang simpel, di mana warga bisa langsung mengirimkan informasi ke seluruh desa jika melihat kehadiran gajah.

“Kami menyediakan papan informasi terkait rute utama gajah serta mengatur layanan pesan singkat untuk peringatan dini tentang keberadaan mereka. Sistem ini secara signifikan mengurangi kesempatan manusia bertemu dengan gajah,” papar Khrisnan.

Peringatan di sekitar desa terkait rute utama gajah. (Manjunath Kiran/AFP)

Meski begitu, Girish yang telah kehilangan kakaknya dan hidup dengan ketakutan, mengatakan bahwa ia masih sering bertemu dengan sekelompok gajah di perkebunan kopi tempatnya bekerja.  

“Tidak ada yang berubah. Penduduk lokal tetap mengusir gajah dari permukiman, namun mereka selalu kembali karena tidak memiliki habitat lain,” pungkas Girish.