Gelombang Panas 1911 yang Mematikan dan Membuat Gila Banyak Orang

By Gita Laras Widyaningrum, Kamis, 9 Agustus 2018 | 18:22 WIB
Orang-orang memilih tidur di taman dibanding di rumah mereka sendiri karena suhu sangat panas dan lembap. (Bain News Service/The Library of Congress)

Mereka tidak hanya meninggal karena serangan panas langsung, tetapi juga kelelahan saat berusaha melarikan diri dari udara yang terik. Selain itu, sekitar 200 orang meninggal akibat tenggelam di laut, kolam, sungai, dan danau, dalam upayanya menyegarkan tubuh.

Selain manusia, kuda-kuda juga mati dan dibiarkan membusuk di sepanjang jalan.

Baca juga: Misteri Segitiga Bermuda: Ketika Kapal Terbesar AS Hilang Tanpa Jejak

Saat udara panas mencapai puncaknya, para penduduk meninggalkan apartemen mereka dan tidur di rumput yang dingin. Mereka tidur siang di bawah pohon di taman Central Park dan mencari keteduhan di Battery Park.

Di Boston, sekitar lima ribu orang memilih menghabiskan malam di Boston Common dan menghindari risiko mati lemas di rumah mereka sendiri.

Para penduduk AS mencari keteduhan di Battery Park selama gelombang panas 1911. (Bain News Service/The Library of Congress)

Di Hartford, Connecticut, orang-orang berkeliling dengan kapal feri demi mendapatkan angin. Perusahaan bir lokal menyumbangkan satu tong air untuk taman.

Pemerintah kota juga telah berusaha melakukan apa yang mereka bisa untuk mengatasi serangan panas. Termasuk menyiram air ke jalanan.

Sekitar tanggal 13 Juli, badai besar yang menyerang AS, akhirnya membawa suhu kembali ke tahap normal dan gelombang panas pun berakhir. Namun, lima orang meninggal akibat tersambar petir.