Bukan Hanya Manusia, Gelombang Panas Juga Membuat Hewan Menderita

By Mar'atus Syarifah, Senin, 20 Agustus 2018 | 10:44 WIB
Domba-domba tertidur di bawah teriknya gelombang panas yang menyerang Belanda. (Geerte Verduijn/Getty Images/iStockphoto)

"Ketika berhadapan dengan cuaca panas, maka daya tahan tubuh akan melemah. Hewan-hewan akan menghabiskan lebih banyak energi untuk mencoba bertahan," paparnya.

Para ilmuwan di Inggris juga mengkhawatirkan terjadinya penurunan populasi kupu-kupu secara drastis. Meskipun cuaca hangat merupakan kondisi yang ideal untuk serangga, kekeringan telah menyebabkan ulat kehilangan tanaman untuk bertahan hidup.

Selain itu, para ilmuwan mengatakan bahwa suhu panas juga dapat memengaruhi kemampuan terbang kupu-kupu.

"Generasi kupu-kupu berikutnya mungkin akan mati kelaparan," kata Katie Callaghan, dari Butterfly Conservation UK.

Baca Juga: Peneliti: Ada Banyak Planet Seperti Bumi di Alam Semesta

Sementara itu, gelombang panas yang melanda Jerman dan Swiss membuat populasi ikan terancam. Holger Sticht, dari Badan Perlindungan Lingkungan, mengatakan bahwa suhu tinggi di Jerman telah menjadi bencana bagi populasi ikan yang hidup di sungai Rhine.

Menurut para ilmuwan, panas tahun ini dapat menjadi pratinjau tentang apa yang mungkin terjadi di masa depan.

Seperti yang kita ketahui, di Eropa, musim panas tahun ini sedang membuat rekor baru. Di Portugal, suhu tertinggi mencapai 114,8 derajat fahreheit.

Suhu tinggi juga memicu kebakaran hutan. Api setidaknya berhasil memorakporandakan hutan-hutan di Yunani, Portugal, Spanyol, Irlandia, hingga Swedia. Selain itu, gelombang panas tahun ini membuat sebagian besar negara Uni Eropa menderita kekeringan.