Kualitas Tidur yang Buruk Membuat Tubuh Anda Gemuk dan Lemah

By Gita Laras Widyaningrum, Kamis, 23 Agustus 2018 | 15:12 WIB
Kurang tidur meningkatkan risiko obesitas dan penurunan kerja otot. (IvonneW/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id - Menurut sebuah penelitian terbaru yang mencoba memahami bagaimana tubuh merespons perubahan jam dan pola kerja, kurang tidur membuat Anda lemah dan meningkatkan risiko obesitas.

Studi sebelumnya telah menyatakan bahwa beberapa profesi seperti perawat, pilot, dan lainnya yang bekerja sif malam selama bertahun-tahun, memiliki risiko penyakit jantung, diabetes, dan kanker, yang lebih tinggi. Namun bagaimana perubahan itu terjadi, belum ada yang menelitinya.

Baca juga: Duduk Terlalu Lama Membuat Aliran Darah ke Otak Akan Semakin Berkurang

Saat ini, sekelompok peneliti di Swedia menunjukkan bagaimana kualitas tidur yang buruk dalam satu malam, mampu mengaktifkan gen di jaringan lemak yang meningkatkan kemampuan tubuh untuk menyimpan lemak dan berkaitan dengan diabetes tipe 2.

Mereka juga mencatat adanya efek berlawanan dalam jaringan otot sebagai protein kompleks. Blok pembangun otot mulai terurai menjadi bentuk yang lebih sederhana.

“Bekerja dengan sif dan kurang tidur sering terjadi saat ini. Oleh sebab itu, penting untuk menyelidiki kaitannya,” kata Dr. Jonathan Cedernaes, pemimpin penelitian dari Uppsala University.

“Kami yakin studi ini menyediakan bukti bagaimana kurang tidur kronis dan sif kerja meningkatkan risiko obesitas dan diabetes tipe 2. Di saat yang bersamaan, itu juga menurunkan massa otot Anda,” tambahnya.

Penelitian yang dipublikasikan pada jurnal Science Advances ini, menemukan bukti pertama tentang bagaimana gangguan tidur dapat langsung memengaruhi proses metabolik tubuh dan mengarahkan pada risiko kesehatan jangka panjang.

Untuk menguji teorinya, para peneliti merekrut 15 partisipan sehat serta mengambil darah, sampel jaringan adiposa dan otot mereka setelah tidur malam yang normal. Kemudian, para peneliti memantau sif kerja partisipan yang membuat mereka tidak tidur di malam hari.

Waktu makan dan pola olahraga di kedua hari tersebut tetap sama untuk mengontrol faktor lain yang dapat memengaruhi metabolisme.

Baca juga: Berat Badan Pria Turun Lebih Cepat Dibanding Wanita, Apa Alasannya?

Hasil analisis menunjukkan, setelah mengalami gangguan tidur, proses metilasi meningkat di wilayah DNA jaringan adiposa yang berkaitan dengan penyimpanan lemak.

Sementara itu, di jaringan otot, terdapat penurunan aktivitas pada gen yang berkaitan dengan pemeliharaan otot-otot besar dan energi intensif. Ini membuat struktur otot rusak dan mengarahkan pada proses yang dikenal dengan nama katabolisme.

Meski begitu, belum diketahui berapa lama perubahan tersebut terjadi, atau apakah pengaruhnya bisa dinetralkan dengan aktivitas seperti olahraga.