Ular Piton Sepanjang Enam Meter Ini Menjadi Buronan di Polandia

By Gita Laras Widyaningrum, Kamis, 30 Agustus 2018 | 10:51 WIB
Kulit ular piton yang ditemukan di sungai Vistula, Polandia. (Animal Rescue Poland)

Nationalgeographic.co.id – Selama hampir dua bulan, ular piton yang menjadi buronan ini selalu berhasil lolos dari tangkapan petugas di Polandia. Dijuluki dengan nama Bertha, ular ini menelusuri jalan berkelok-kelok untuk melarikan diri.

Berdasarkan keterangan dari orang-orang yang pernah melihatnya, Bertha termasuk jenis piton India (Python molurus molurus).

Ular jenis ini biasanya memakan hewan pengerat dan mamalia lainnya – menyergap, menggigit, dan meremas mangsa hingga mati lemas, sebelum menelannya secara keseluruhan.

Baca juga: Paus Perlu Diselamatkan Karena Peran Kotoran Mereka Bagi Dunia

Animal Rescue Poland (ARP) menerima laporan tentang penemuan kulit ular di dekat sungai Vistula, Warsaw, Polandia, pada 7 Juli lalu. Panjang kulit tersebut hampir mencapai dua meter.

Ketika ARP menyelidiki rumput tinggi di sekitar sungai, mereka kembali menemukan potongan kedua kulit Bertha yang berukuran sekitar 16 kaki (lima meter). Dengan ini, ARP menduga bahwa ukuran piton buron tersebut bisa mencapai 20 kaki (enam meter) – dihitung dari ujung hidung hingga ekornya.

Kulit Bertha yang pertama kali ditemukan. (Animal Rescue Poland)

Baru saja berganti kulit, kemungkinan Bertha sangat lapar dan agresif saat ini. Penduduk lokal diminta untuk menghindari berjalan kaki atau tidur di sekitar sungai selama ia belum ditemukan.

Pada 10 Juli, ARP membagikan sebuah foto di laman Facebooknya. Menunjukkan lintasan ular di dalam lumpur yang mengisyaratkan jejak Bertha.

Jejak dalam lumpur yang diperkirakan milik Bertha. (Animal Rescue Poland)

Sejak saat itu, pencarian piton yang sulit ditangkap ini, menarik banyak perhatian warga Polandia. Banyak ahli yang terlibat, mulai dari para herpetolog, petugas kepolisian hingga pemadam kebakaran. Anjing pelacak pun ditugaskan untuk mengejar Bertha.

Sebuah tim dengan jumlah 80 anggota menggunakan empat kapal dan empat drone untuk mengamati wilayah sekitar sungai.