Kehidupan Pemercaya Lama Ortodoks Rusia yang Tinggal di Area Terpencil

By Gita Laras Widyaningrum, Jumat, 14 September 2018 | 14:24 WIB
Salib menandai setiap makam Pemercaya Lama Ortodoks Rusia di Aidara. (Emile Ducke)

Nationalgeographic.co.id – Salah satu yang paling diingatnya dari pelayanan adalah: perkumpulan kecil nan intim dengan 15 orang yang berdiri bersama-sama sambil melafalkan doa.

Tidak ada gereja di Aidara, desa kecil di pedalaman Siberia. Oleh sebab itu, para keluarga dan tetangga berdoa bersama di ruang khusus di salah satu rumah.

Pelayanan biasanya dilakukan pada sore hari dan berlangsung selama tujuh jam. Simbol-simbol keagamaan menghiasi sudut ruangan, sementara dupa dan lilin yang menyala menebarkan cahaya hangat pada wajah-wajah penganut Ortodoks Rusia saat mereka menikmati ketenangan dalam doa.

“Saya rasa, kegiatan pelayanan itu yang memiliki dampak paling besar bagi saya,” kata Emile Ducke, jurnalis foto asal Moskow.

Baca Juga : Tidak Mandi, Wanita Suku Himba Tetap Dianggap Sebagai Wanita Terindah

Pada musim panas 2016, Ducke menghabiskan waktunya untuk mendokumentasikan kehidupan dan ritual Pemercaya Lama Ortodoks Rusia.

Pria kelahiran Jerman tersebut sedang menempuh pendidikan di Tomsk, Siberia, pada saat itu dan kemudian tertarik dengan komunitas terpencil di wilayah pedalaman, di sepanjang sungai Ket.

Bersama dengan rekannya, Ducke menelusuri desa-desa di dekat sungai, mempelajari keseharian serta tantangan yang mereka hadapi. Pada akhirnya, ia mendengar tentang Pemercaya Lama yang tinggal di Aidara.

“Kami langsung tertarik karena sejarah Pemercaya Lama sangat terhubung dengan Siberia. Saya yakin ada cerita yang lebih luas dari komunitas tersebut,” kata Ducke.

Hutan di Aidara yang terpencil. (Emile Ducke)

Pemercaya Lama dipisahkan dari Gereja Ortodoks Rusia setelah serangkaian reformasi yang diperkenalkan oleh Patriark Nikon pada 1652. Perubahan-perubahan lalu dibuat agar lebih selaras dengan Gereja Ortodoks Yunani, termasuk pengejaan nama Yesus dalam buku-buku doa dan jumlah jari yang digunakan untuk membuat tanda salib.

Tidak mau menerima revisi tersebut, banyak Pemercaya Lama yang dipenjara atau dianiaya. Akhirnya, mereka pergi ke pengasingan atau pindah ke dataran terisolasi di Siberia.

Meski masih ada populasi Pemercaya Lama di Moskow dan wilayah-wilayah Amerika, namun mereka yang tinggal di Aidara, justru memesona Ducke.

“Kita berbicara tentang area yang sudah terputus dari dunia luar. Perlu waktu tiga jam menggunakan perahu untuk sampai ke Aidara,” cerita Ducke.

Untuk mencapai Aidara, Ducke dan rekannya harus naik perahu motor selama tiga jam. (Emile Ducke)

Menurutnya, desa itu seperti berada di dunianya sendiri. Bisa sampai di sana adalah hal yang sangat spesial.

Kerabat dari salah satu penduduk desa Aidara mengantar Ducke dan rekannya dari hulu menggunakan perahu motor kecil. Setelah sampai di tepi sungai, mereka harus berjalan kaki sepanjang dua mil menelusuri padang rumput. Aidara benar-benar tersembunyi.

“Secara visual, Aidara mengingatkan saya pada foto Sergei Prokudin-Gorskii yang 100 tahun lalu bertugas untuk Tsar Rusia,” tutur Ducke.

Tsar Nicholas II menugaskan Prokudin-Gorskii untuk mendokumentasikan Kerajaan Russia. Fotografer tersebut pun memproduksi foto-foto berwarna pertama Rusia pada awal abad ke-20.

Ducke dan rekannya tinggal di rumah kosong milik salah satu keluarga. Ia mengatakan, sangat menakjubkan bisa melihat kehidupan yang terstruktur di sana.

Baju doa dari Pemercaya Lama Ortodoks Rusia. (Emile Ducke)

Pemercaya Lama menjaga aspek religius dalam kehidupannya. Secara berkala, mereka mengundang Ducke ke upacara pelayanan, sebuah kehormatan besar dan tanda kepercayaan. Namun, khusus saat berdoa, Ducke diminta untuk tidak membawa kamera.

“Tidak ada foto yang berkaitan dengan agama mereka. Saya rasa, itu tantangan terbesar sebagai fotografer karena saya tidak bisa menangkap gambar ketika mereka melakukan pelayanan,” paparnya.

Kedua anak sedang mempelajari bahasa Slavonik dari buku doa. (Emile Ducke)

Ducke kemudian menemukan cara lain untuk menerjemahkan identitas agama mereka: yakni dengan mengambil beberapa foto anak-anak yang sedang mempelajari bahasa Slavonik gereja dari buku doa, menciptakan gambar dari pemakaman Aidara di mana tiga garis salib Ortodoks Rusia menandai setiap kuburan, juga mengambil foto Pemercaya Lama dengan pakaian ibadahnya.

Baca Juga : Kelompok Pemujaan Ini Menganggap Diri Mereka Alien dalam Tubuh Manusia

Meski Ducke mengagumi hubungan komunitas ini dengan alam, tapi dia bisa melihat tantangan yang menghantui gaya hidup yang mereka pilih.

Pemercaya Lama tidak memiliki televisi atau internet, namun ada pembangkit yang dapat menghasilkan listrik di siang hari. Beberapa orang juga menggunakan traktor dan sepeda motor untuk menjalankan tugas sehari-hari mereka.

Tetap saja, ada rintangan. Surat akan diantarkan dengan helikopter setiap dua minggu sekali. Selain itu, musim panas membawa ancaman kebakaran hutan di perbatasan Aidara.