Nationalgeographic.co.id - Hari itu, Kamis (13/9/2018) kami mencoba moda transportasi baru masyarakat Jakarta, Light Rail Transit (LRT) Jakarta. Dengan penuh rasa penasaran dan antusias, National Geographic Indonesia berangkat menuju kawasan Rawamangun, Jakarta. Lebih tepatnya adalah kawasan Velodrome, tempat di mana stasiun LRT Jakarta berdiri.
Stasiun Velodrome sudah dipenuhi oleh masyarakat umum. Mereka menunggu kereta LRT datang untuk mengangkut mereka. Memang rute yang dibuka baru sebatas stasiun Velodrome menuju stasiun Kelapa Gading, tetapi hal tersebut tidak menyurutkan rasa penasaran masyarakat.
Sebenarnya LRT Jakarta memang tengah diuji coba dengan rute Rawamangun - Kelapa Gading, tetapi masyarakat umum dipersilakan untuk ikut dan berpartisipasi mencoba. Tidak ada pemberitahuan khusus mengenai hal ini, sehingga wajar saja bila banyak orang tidak mengetahui uji coba yang dilakukan pada 15 Agustus hingga 14 September 2018 ini.
Baca Juga : Makhluk Laut Seperti Alien Terdampar di Pesisir Pantai Selandia Baru
Beberapa penumpang yang sedang menunggu kereta LRT mengatakan bahwa moda transportasi ini mirip dengan MRT dan LRT milik Singapura. Suasana peron dan sistem pengaman (juga pintu otomatis) menjadi objek perbincangan yang mereka maksud.
Baca Juga : Tidak Terprediksi, Namun Jakarta Perlu Waspada Gempa Sunda Megathrust
Antara peron dengan kereta dibatasi oleh pintu kaca yang akan otomatis terbuka ketika kereta LRT sudah siap mengangkut penumpang.
Ketika di dalam kereta LRT, beberapa penumpang berpendapat bahwa laju kereta terlalu lambat dan masih terasa bergoyang. Namun hal tersebut langsung dijawab oleh Allan Tandiono, Direktur Utama PT LRT Jakarta yang pada hari itu ikut berada di dalam kereta.