Menopang Lapisan Es Antartika, Ide Baru Atasi Dampak Perubahan Iklim

By Gita Laras Widyaningrum, Senin, 24 September 2018 | 13:52 WIB
Es Antartika mencair (Getty Images)

Nationalgeographic.co.id – Selama ratusan juta tahun, orang-orang yang tinggal di pesisir pantai memiliki ketakutan besar atas skenario kenaikan permukaan laut: yakni pecahnya lapisan es.

Jika lapisan es yang menutupi Antartika dan Greenland meleleh, maka tingkat kenaikan permukaan laut semakin tinggi, membuat kota-kota pinggir pantai tidak dapat ditinggali lagi dan merusak properti serta infrastruktur senilai triliunan dolar.

Sebuah studi yang dipublikasikan pada jurnal The Cryosphere, menyatakan bahwa untuk mengatasi bencana tersebut, umat manusia harus memulai proyek teknik sipil terbesar dalam sejarah.

Proyek yang dimaksud adalah membangun dinding raksasa di bawah lapisan es agar ia tidak mudah patah.

Baca Juga : Sampah Sedotan Plastik Mengancam Bumi, Berbagai Pihak Mulai Berbenah

Ini akan menjadi upaya  geoengineering yang melibatkan pengerjaan ulang planet kita. Mungkin kota-kota pesisir harus beradaptasi mengingat perlu waktu lama untuk memulihkan kembali dampak pemanasan global dan perubahan iklim akibat ulah manusia.

“Melakukan geoengineering berarti harus mempertimbangkan hal yang sebelumnya tidak terpikirkan,” ujar John Moore, salah satu peneliti studi dan ilmuwan iklim dari University of Lapland Arctic Centre.

Memprediksi kehancuran

Ada cukup banyak lapisan es yang menumpuk di Antartika. Jika meleleh, itu akan menaikkan laut dunia hingga 200 kaki (60 meter). Menurut studi yang dipublikasikan pada jurnal Nature, es-es ini meleleh lebih cepat dibanding yang kita bayangkan.

Memang perlu waktu ribuan tahun untuk menyebabkan kenaikan laut hingga beratus-ratus kaki, tapi saat ini, tanda-tandanya mulai terlihat.

Michael Oppenheimer, profesor geosains di Princeton University mengatakan bahwa di abad ke-20, kenaikan permukaan laut dunia meningkat sekitar enam inci. Ini cukup untuk mempersempit pantai di East Coast sebanyak 50 kaki (15 meter).

Sejak pertengahan 1990-an, tempat-tempat seperti Miami mengalami kenaikan lima inci (12 sentimeter) -- lebih cepat daripada yang lain akibat arus laut dan efek gravitasi.