Jenazah Dimakan Burung, Begini Ritual Pemakaman Langit di Tibet

By Nesa Alicia, Selasa, 25 September 2018 | 13:47 WIB
Burung pemakan bangkai menunggu jasad yang diantarkan. (Tibettravel.org)

"Mereka mengerumuni, melompat-lompat di atas satu sama lain, merobek-robek daging. Itu tidak bisa dipercaya, seperti beberapa adegan alkitab kuno," ungkap salah satu pengunjung, melansir ABC Net, Senin (24/9/2018).

Baca Juga : Kabar Baik, Populasi Harimau Meningkat Dua Kali Lipat di Nepal

Meskipun seluruh proses ini bertentangan dengan harapan kebanyakan orang di mana  seharusnya dilakukan dengan ekspresi sedih, sebaliknya, para pembawa tubuh akan memotongnya dengan tawa, seolah-olah mereka sedang melakukan pekerjaan rutin di pertanian. 

Umat Buddha Tibet percaya bahwa dengan menjaga suasana hati dapat membantu untuk membimbing orang mati berpindah dari kegelapan menuju kehidupan berikutnya. 

Pemakaman langit sebenarnya hanyalah tempat pembuangan jasad untuk dimakan oleh burung nasar. Dalam Buddhisme Tibet, pemakaman langit diyakini mewakili keinginan mereka untuk pergi ke surga.

Perlu diketahui bahwa tidak semua orang dapat dimakamkan dengan proses tersebut, diantaranya adalah anak-anak dibawah 18 tahun, wanita hamil, atau mereka yang meninggal karena penyakit menular atau kecelakaan.

Dalam proses pemakaman, orang-orang asing tidak diizinkan untuk menghadiri saat upacara berlangsung. Selain itu, prosesi ini tidak diperbolehkan untuk diabadikan/difoto, karena dipercaya dapat membawa hal negatif dan mengganggu naiknya jiwa jasad tersebut menuju surga.

Baca Juga : Remaja Indonesia Ditemukan Selamat Setelah Terapung Selama 49 Hari

Anggota keluarga pun juga tidak diizinkan untuk hadir saat proses pemakaman langit. Karena itu, ketika proses pemakaman langit sedang berlangsung, pengunjung harus menghormati ritual ini dan menjauhkan dirinya dari prosesi tersebut.

Meski begitu, pengunjung dapat melihatnya dari bukit setinggi 4.150 Mdpl dekat Kuil Drigung.